digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Muhammad Amin Rais
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Muhammad Amin Rais
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Amin Rais
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Amin Rais
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Amin Rais
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Amin Rais
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Amin Rais
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Kegiatan penambangan dapat menyebabkan terjadinya pembentukan air asam tambang karena pendedahan material yang berada di bawah permukaan bumi. AAT dihasilkan saat kegiatan penambangan mengekspos batuan yang potensial membentuk asam dengan didukung ketersediaan oksigen dan air. Keberadaan AAT di badan air alami akan mengganggu ekosistem perairan dan tanah di sekitar lokasi serta juga dapat membahayakan manusia apabila berkontak langsung atau bahkan dicerna oleh tubuh manusia. Perusahaan tambang berkewajiban untuk melakukan kajian terhadap material yang berpotensi membentuk AAT. Kajian tersebut dapat berupa karakterisasi geokimia batuan dan perhitungan laju oksidasi mineral sulfida (pirit), yang merupakan sumber utama penyebab terbentuknya AAT. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, laju oksidasi mineral sulfida dapat didekati melalui pendekatan mol besi total dan sulfat dalam air lindian hasil uji kinetik. Identifikasi terkait kualitas air yang akan terbentuk juga amat diperlukan untuk mengetahui kualitas air yang dihasilkan oleh kegiatan penambangan. Kualitas air diuji berdasarkan beberapa parameter untuk kemudian dibandingkan dengan kriteria baku mutu yang tertera pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 202 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan Bijih Emas dan/atau Tembaga. Dari data sekunder yang ada, sampel terbagi menjadi lima sampel. Secara uji kinetik maupun uji statik, empat dari lima sampel memiliki karakteristik PAF-High Capacity, sedangkan satu lainnya memiliki karakteristik PAF-Low Capacity. Laju oksidasi pirit berdasarkan dua pendekatan yaitu menggunakan pendekatan mol sulfat dan mol besi total menunjukkan bahwa laju oksidasi pirit berdasarkan pendekatan mol sulfat lebih besar dibandingkan laju oksidasi pirit berdasarkan pendekatan mol besi. Berdasarkan kriteria baku mutu yang tertera pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no. 202 Tahun 2004, terdapat beberapa parameter kandungan logam yang melebihi batas maksimumnya. Sedangkan, menurut parameter pH, air lindian dari semua sampel tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.