2020 TA PP RAISSA KHOMARA 1.pdf
]
Terbatas Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB
Terbatas Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB
Komodo ( Varanus komodoensis ) merupakan spesies biawak terbesar di dunia yang disebut juga
oleh warga setempat sebagai “ora”. Beberapa pulau di Kecamatan Komodo adalah satu –satunya
daerah yang di tinggali Komodo, yang menjadikan konservasi pada daerah tersebut sangat penting.
Selain keberadaan Komodo, Kecamatan Komodo juga berada di dalam The Coral Triangle, yang
merupakan jaringan luas dari terumbu karang yang menyambungkan perairan di sekeliling
Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Pulau Solomon, dan Timor Leste yang menjadi
tempat tinggal banyaknya spesies hewan laut. Sebanyak 605 dari 798 jenis terumbu karang di
dunia ditemukan pada The Coral Triangle Region, bahkan 15 jenis terumbu karang hanya
ditemukan pada area tersebut, Terumbu karang merupakan ekosistem yang rapuh jika tidak dijaga
dengan baik. Keindahan Kepulauan Komodo mulai menarik turis lokal dan mancanegara untuk
berkunjung, demikian juga ketertarikan pemerintah untuk mengembangkan kepariwisataan di
Kecamatan Komodo, dengan adanya rencana pengembangan bandara dan pelabuhan di Labuan
Bajo dalam mempermudah transportasi. Dengan adanya aktivitas wisata yang mulai meningkat,
keterancaman kerusakan lingkungan (alam dan budaya) menjadi lebih tinggi, sehingga
pengembangan ekowisata pada area menjadi sangat penting dalam aspek keberlanjutan. Konsep
pengembangan ekowisata menjadi penting untuk te realisasi. Menurut Mukhlison(2000),
ekowisata dapat diartikan sebagai bentuk wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian area
yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi
masyarakat, sebuah bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip konservasi. Dengan demikian
ekowisata sangat tepat diterapkan di Kecamatan Komodo.Dalam pengembangan wisata
dibutuhkannya sarana dan prasarana untuk pengembangan ekowisata ini meliputi kerjasama dari
masyarakat setempat, turis, pemilik usaha, dan pemerintah. Akan tetapi masih kurangnya
kesadaran masyarakat akan menjaga lingkungan, sikap yang diambil turis tidak sesuai dengan
konsep ekowisata menghasilkan kerusakan daya tarik wisata, kurang tegasnya pemerintah
terhadap peraturan perlindungan daya tarik wisata, dan berjalannya usaha wisata di Kecamatan
Komodo belum sesuai dengan prinsip-prinsip ekowisata. Dengan memberi informasi, data,
pameran, pengenalan kebudayaan daerah dapat memudahkan akses, mengetahui, promosi, dan
mempersatukan visi subjek yang memegang peran dalam pembentukan ekowisata dan pengalaman
wisata di Kecamatan Komodo. Dalam mendukung pengembangan ekowisata di Kecamatan
Komodo, dibutuhkan pusat pengembangan, dengan cara pengarahan dan pemersatuan visi bagi
subjek yang mengambil andil dalam adanya perubahan dan perkembangan.