digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ada tiga tantangan utama mutu dalam dunia otomotif yaitu penanganan masalah, meningkatnya persyaratan pelanggan dan kompleksitas Sistem Manajemen Mutu (SMM). Penelitian ini fokus pada permasalahan duplikasi SMM dengan diterapkannya beberapa standar, yaitu Sistem Manajemen (SM) genba mutu sebagai standar internal dan ISO 9001:2015 sebagai standar eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan SM genba mutu dan ISO 9001:2015 menjadi Standar terintegrasi dan membuat konsep kerangka kerja implementasinya. Integrasi SMM dilakukan dengan metode element based / component integration dengan tujuan untuk mendapatkan sinerji, integrasi bersifat independen sehingga standar terintegrasi dapat digunakan setiap saat bukan hanya pada proyek tertentu saja. Langkah-langkah integrasi diperoleh dengan mengkombinasi 3 model rujukan. Standar terintegrasi diverifikasi oleh expert dengan metode peer review berdasarkan metode verifikasi struktur rujukan. Kerangka kerja implementasi yang dikembangkan adalah : (a) High Level Structure (HLS) yaitu gambaran struktur dan terminologi Standar terintegrasi sesuai annex SL, (b) Model bisnis yaitu gambaran posisi Standar terintegrasi dalam memperkuat proses bisnis perusahaan dengan metode lean dan (c) Model aktifitas terintegrasi yaitu gambaran proses aktifitas terintegrasi. Penelitian ini menambah satu studi mengenai integrasi SM genba mutu yang berbasis lean dan ISO 9001:2015 yang menghasilkan Standar terintegrasi melalui 10 langkah integrasi. Standar terintegrasi terdiri dari 7 klausul dan memiliki 28 Sub klausul (6 Sub klausul melengkapi SM genba mutu dengan persyaratan ISO dan 22 Sub klausul berisi komponen SM genba mutu). Standar terintegrasi menyediakan perangkat manajemen untuk melakukan peningkatan yang dipersyaratkan ISO dan untuk mencapai Jikotei kanketsu. Standar terintegrasi comply dengan standar yang telah ada karena implementasi standar terintegrasi tidak merubah prosedur dan dokumen lapangan. Standar terintegrasi akan menghilangkan duplikasi pelaksanaan SMM dan berpotensi mengurangi keterlibatan personil sebanyak 115 personil dalam satu tahun di TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia). Dengan standar terintegrasi, pelaksanaan SMM menjadi lebih efektif dan hemat sumber daya.