digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkebunan sawit merupakan salah satu perkebunan yang paling banyak di Indonesia, dikarenakan sawit merupakan tanaman yang sangat menguntungkan dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk menjaganya. Perkebunan sawit pada biasanya ditanam pada lahan gambut yang merupakan tipe tanah yang pada umumnya tidak mudah terbakar. Namun karakteristik dari tanaman sawit adalah tanaman tersebut akan membutuhkan air yang sangat banyak dari air yang berada di bawah permukaan tanah lahan gambut. Ditambah dengan Indonesia yang merupakan negara dengan musim kemarau yang panjang, menyebabkan lahan gambut ini menjadi sangat kering dan rawan dengan kebakaran hutan. Lahan gambut yang kering akan menjadi sangat mudah terbakar dan jalar api akan mudah menyebar. Oleh karena itu pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan yang mewajibkan perkebunan sawit dengan model tanah lahan gambut untuk melakukan pemantauan level air tanah lahan gambut. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem pemantauan level air tanah lahan gambut yang yang dapat melakukan pengukuran secara otomatis dan mengirimkan datanya secara remote atau jarah jauh. Untuk membuat sistem ini, maka harus digunakan sensor level air yang tahan lama dan tahan dengan tingkat keasaman air lahan gambut. Untuk memenuhi kriteria ini, sensor yang digunakan akan menggunakan protokol komunikasi RS485 dikarenakan protokol ini menggunakan daya terendah. Untuk mengirimkan data secara jauh maka akan dibutuhkan sebuah protokol komunikasi dengan teknologi LoRa-WAN yang merupakan cara mengirimkan data ke gateway dengan teknologi radio frekuensi. Teknologi ini akan menghubungkan data dari sensor ke server dan memiliki jarak pancar yang jauh.