13216023_DandyFabian_Cover.pdf?_
PUBLIC karya 13216023_DandyFabian_Abstrak_Indonesia.pdf?_
PUBLIC karya 13216023_DandyFabian_Abstrak_English.pdf
]
PUBLIC karya 13216023_DandyFabian_LembarPengesahan.pdf)u
PUBLIC karya 13216023_DandyFabian_BukuTA.pdf
]
PUBLIC karya
Perkebunan sawit merupakan salah satu perkebunan yang paling banyak di
Indonesia, dikarenakan sawit merupakan tanaman yang sangat menguntungkan dan
tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk menjaganya. Perkebunan sawit
pada biasanya ditanam pada lahan gambut yang merupakan tipe tanah yang pada
umumnya tidak mudah terbakar. Namun karakteristik dari tanaman sawit adalah
tanaman tersebut akan membutuhkan air yang sangat banyak dari air yang berada
di bawah permukaan tanah lahan gambut. Ditambah dengan Indonesia yang
merupakan negara dengan musim kemarau yang panjang, menyebabkan lahan
gambut ini menjadi sangat kering dan rawan dengan kebakaran hutan. Lahan
gambut yang kering akan menjadi sangat mudah terbakar dan jalar api akan mudah
menyebar. Oleh karena itu pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan yang
mewajibkan perkebunan sawit dengan model tanah lahan gambut untuk melakukan
pemantauan level air tanah lahan gambut. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem
pemantauan level air tanah lahan gambut yang yang dapat melakukan pengukuran
secara otomatis dan mengirimkan datanya secara remote atau jarah jauh. Untuk
membuat sistem ini, maka harus digunakan sensor level air yang tahan lama dan
tahan dengan tingkat keasaman air lahan gambut. Untuk memenuhi kriteria ini,
sensor yang digunakan akan menggunakan protokol komunikasi RS485
dikarenakan protokol ini menggunakan daya terendah. Untuk mengirimkan data
secara jauh maka akan dibutuhkan sebuah protokol komunikasi dengan teknologi
LoRa-WAN yang merupakan cara mengirimkan data ke gateway dengan teknologi
radio frekuensi. Teknologi ini akan menghubungkan data dari sensor ke server dan
memiliki jarak pancar yang jauh.