Salah satu usaha untuk menjaga produksi minyak, PT. Citra Pratama Indonesia (selanjutnya disebut
sebagai Perusahaan) adalah dengan melaksanakan program perbaikan sumur dan kerja ulang dengan
memakai unit rig. Perusahaan sebagai Kontraktor Bagi Hasil harus mencari rig dari pihak ketiga
dengan melalui proses pengadaan sesuai peraturan PTK-007. Untuk memenangkan proses
pengadaan, penawar akan melakukan segala upaya agar mereka menjadi penawar terendah. Penawar
terendah akan menjadi pemenang. Disinilah awal mula permasalahan. Pemenang dengan harga
terendah tidak selalu yang berkinerja terbaik. Hal ini mengakibatkan lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan proyek, bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan, bahkan terkadang
melebihi dari pagu dana yang ditetapkan. Tesis ini adalah sebagai salah satu usaha untuk melakukan
analisa dan menemukan penyebab utama dari kinerja yang rendah serta mencari alternatif pemecahan
masalah dalam melakukan pemilihan rig serta membuat rencana implementasi dalam mengantisipasi
transisi dari skema bagi hasil ke skema Gross Production Split dengan Pertamina di Agustus 2021.
Kerangka konsep tesis dimulai dari pencarian akar permasalahan dari tingginya kerusakan peralatan,
yaitu permasalahan keuangan kontraktor dan dukungan manajemen kontraktor, kemudian metode
untuk mencapai target yang berupa kinerja operasi yang handal dengan menerapkan metode Analytic
Hierarchy Process (AHP) untuk melakukan pemilihan kontraktor rig.
Tesis ini menggunakan AHP untuk membantu membuat keputusan yang melibatkan berbagai kriteria
pemilihan dan berbagai pengambil keputusan. Dimulai dengan pembuatan model AHP berdasarkan
masukan dari beberapa pemangku kepentingan, dilanjutkan dengan perhitungan AHP berdasarkan
masukan dari beberapa pemangku kepentingan, dilanjutkan dengan membandingkan alternative yang
tersedia dilihat dari beberapa kriteria yang sudah dipustuskan sebelumnya. Kontraktor A adalah yang
terbaik dari sisi Total Cost of Ownership (TCO) meski dengan harga sewa harian lebih mahal dari
Kontraktor C. Kontraktor B merupakan yang kedua terbaik dan terakhir adalah Kontraktor C.
Rekomendasi dari Tesis ini adalah menggunakan AHP sebagai metode seleksi rig di masa yang akan
datang dengan operator baru dan untuk memastikan peralihan yang lancar harus dibuat rencana
pererapan.