digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terjadinya tsunami pada 22 Desember 2018 yang diakibatkan runtuhnya sebagian lereng Gunung Anak Krakatau sebagai sumber utama, melanda sebagian wilayah Banten dan Lampung. Kerusakan masif yang ditimbulkan tsunami perlu diestimasikan untuk menetapkan justifikasi ekonomi terhadap biaya pemulihan yang perlu dikeluarkan oleh pemangku kebijakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi nilai kerugian ekonomi yang ditimbulkan tsunami Selat Sunda di sebagian wilayah terdampak. Penelitian ini berfokus kepada penerapan metode untuk estimasi kerugian ekonomi berbasiskan persil tanah daerah terdampak. Estimasi kerugian ekonomi dilakukan dengan pendekatan tingkat kerusakan properti terhadap nilai propertinya. Tingkat kerusakan properti didekati dengan simulasi penerapan kurva kerentanan tsunami terhadap ketinggian tsunami untuk memperoleh nilai probabilitas kerusakan setiap bangunan, sedangkan nilai propertinya diestimasi berdasarkan pendekatan perbandingan data pasar dan pendekatan biaya. Dengan menerapkan ambang batas Probabilitas kerusakan ? 0,5 didapatkan hanya 14 dari 365 bangunan di wilayah studi mencapai tingkat kerusakan ringan, sedang, ataupun berat. Nilai kerugian ekonomi menurut hasil estimasi mencapai setidaknya 2,9 Miliar Rupiah untuk kawasan studi.