digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aliya Ramadhani
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Aliya Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Aliya Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Aliya Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Aliya Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Aliya Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Aliya Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Aliya Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Metana merupakan salah satu senyawa yang berlimpah di dunia dan memiliki bermacam potensi kemanfaatan, salah satunya dikonversi menjadi metanol yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dan banyak digunakan di dalam industri kimia maupun energi. Teknologi produksi metanol dari metana yang komersial saat ini membutuhkan energi dan biaya yang besar, sehingga berkapasitas ekonomi minimum besar dan tak layak untuk diterapkan pada produksi metanol dari metana yang berbasis biomassa (biogas). Proses yang meniru cara bakteri metanotrof, melalui enzim monooksigenase metana (MMO) yang dihasilkannya, mengoksidasi metana menjadi metanol pada suhu dan tekanan ruang/lingkungan mungkin bisa jauh lebih murah dan hemat energi. Untuk mencegah berlangsungnya oksidasi lanjutan menjadi formaldehid, asam format dan CO2, metanol yang terbentuk harus dilindungi dengan cara, misalnya saja, langsung mengesterkannya dengan asam-asam karboksilat. Setelah ester yang terbentuk dipisahkan, metanol dapat dijumput-ulang (recovered) melalui hidrolisis metil karboksilat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proses oksidasi biomimetik (= meniru sistem biologikal) metana menjadi metil format dengan menggunakan katalis berupa larutan kombinasi Mn dan Co asetat/format, yang telah terbukti sukses menjadi katalis oksidasi asetaldehid menjadi asam asetat. Penelitian baru menyelesaikan tahap penyiapan dan pengujian katalis ketika wabah COVID-19 merebak dan tak lagi memungkinkan penelitian eksperimental di laboratorium. Hasil-hasil penelitian eksperimental yang telah dicapai menunjukkan bahwa kombinasi garam-garam Mn-Co tak bisa dijadikan katalis oksidasi metana, karena tak bisa mengaktifkan oksigen udara, kecuali jika dihadiri oleh reaktan tambahan yang berupa zat pembentuk peroksida. Sebagai gantinya, senyawa kompleks K2{Mn(H2O)2[Mn3O(OOCH)9]2} tampak memiliki potensi untuk menjadi katalis otoksidasi (= oksidasi dengan oksigen udara). Studi meja (desk study) yang dilakukan pada masa kekosongan kegiatan eksperimental menunjukkan bahwa katalis biomimetik yang sangat perlu diuji-coba dalam penelitian lanjutan adalah garam-garam dari pasangan logam tembaga-mangan (Cu-Mn).