digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muthia Kemala Dewi
PUBLIC yana mulyana

Hipertensi adalah kondisi peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik secara persisten dan menjadi salah satu faktor risiko terbesar penyebab penyakit kardiovaskular. Masyarakat Indonesia sering menggunakan tanaman obat tradisional sebagai pengobatan alternatif/adjuvant terapi menurunkan tekanan darah, seperti mentimun. Tetapi pedoman penggunaan tanaman obat tradisional dalam terapi hipertensi belum tersedia dan aktivitas antihipertensi mentimun melalui penghambatan reseptor b-adrenergik juga belum banyak diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menginventarisasi tanaman obat tradisional yang digunakan dalam terapi hipertensi dan interaksinya jika digunakan bersamaan dengan obat standar, serta menentukan aktivitas antihipertensi mentimun melalui penghambatan reseptor b-adrenergik dan interaksinya dengan propranolol. Kajian pustaka dilakukan dengan pencarian literatur melalui PubMed dan Google Scholar menggunakan kata kunci dan kriteria inklusi tertentu sehingga diperoleh 61 jurnal untuk dianalisis lebih lanjut. Kunyit (Curcuma longa L.), sukun (Artocarpus altilis Fosberg.), dan bawang putih (Allium sativum L.) dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan berinteraksi dengan obat standar, sehingga membutuhkan kehati-hatian jika dikonsumsi oleh pasien hipertensi. Untuk uji aktivitas antihipertensi, tikus diinduksi adrenalin 2,7 µg/kg bb. Kelompok pembanding menerima propranolol 7,2 mg/kg bb, kelompok hewan uji menerima jus mentimun dosis 9, 18, 27, dan 36 mg/kg bb, serta kombinasi Propanolol + mentimun (7,2 mg/kg bb + 36mg/kg bb. Tekanan darah diukur menggunakan CODA® tail-cuff pada T0 sampai T120 setelah induksi. Hasil menunjukkan bahwa mentimun memiliki aktivitas antihipertensi dengan aktivitas terbaik pada dosis 36 mg/kg bb. Kombinasi propranolol + mentimun tidak menunjukkan penurunan tekanan darah yang lebih baik dari pemberian dosis tunggalnya dan diduga terjadi interaksi indiferen.