digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK KEO Sokhim
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Sistem rumah sakit berikut bangunannya umumnya merupakan bangunan besar dan kompleks dengan sejumlah area fungsional yang berbeda-beda. Rumah sakit seringkali menjadi konsumen energi yang besar karena jenis bangunan ini beroperasi 24 jam sehari, tujuh hari seminggu sepanjang tahun dan mengkonsumsi energi dalam berbagai bentuk untuk menjamin kualitas udara dalam ruangan dan kondisi udara yang nyaman bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mensimulasikan sistem pengkondisian udara (AC) dan sistem air panas di gedung rumah sakit, membandingkan konsumsi energi tahunan antara tiga sistem alternatif: sistem AC dan sistem air panas dengan pompa kalor (sistem alternatif 1), sistem AC dan sistem air panas dengan pengumpul surya (sistem alternatif 2), serta sistem AC dan sistem air panas dengan kombinasi pompa kalor dan pengumpul surya (sistem alternatif 3). Di dalam studi ini, digunakan sejumlah acuan: ASHRAE/ASHE Standard 170-2008 untuk ventilasi udara fasilitas pelayanan kesehatan, Institute plumbing code untuk memperkirakan kebutuhan air panas harian di dalam gedung, Standar Nasional Indonesia untuk menentukan nilai U dari selubung bangunan, peraturan gedung hijau DKI untuk membandingkan konsumsi energi tahunan sistem-sistem alternatif, Hourly Analysis Program (HAP) untuk melakukan estimasi beban pendinginan, dan basis data duct fitting ASHRAE serta program duct sizer McQuay untuk merancang dan mengukur pekerjaan ducting. Dalam hal konsumsi energi tahunan, ditemukan bahwa sistem alternatif pertama mengonsumsi listrik 179 kWh/m2 per tahun, sistem alternatif kedua mengonsumsi 173 kWh/m2 per tahun, dan sistem alternatif ketiga mengonsumsi 176 kWh/m2 per tahun. Setelah membandingkan hasil-hasil tersebut regulasi bangunan hijau DKI, dapat disimpulkan bahwa semua sistem alternatif adalah sistem hemat energi karena tidak melebihi total konsumsi energi tahunan yang direkomendasikan, yang menyatakan bahwa IKE untuk gedung rumah sakit adalah 400 kWh/m2 per tahun. Berdasarkan hasil tersebut, dipilih sistem alternatif ketiga untuk dipasang di gedung rumah sakit ini karena dapat menyediakan kebutuhan air panas harian ke gedung dibandingkan dengan sistem alternatif kedua, ketersediaan ruang instalasi kolektor surya, orientasi gedung, potensi iradiasi matahari, dan terutama karena konsumsi energi yang lebih rendah dibandingkan sistem alternatif pertama.