digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Arifin
PUBLIC Irwan Sofiyan

Pencemaran air sungai dan banjir merupakan dua permasalahan utama yang telah diketahui di Sungai Citarum bagian hulu. Secara umum, air sungai memiliki hubungan dengan airtanah, yaitu sebagai losing stream dimana air sungai mengisi airtanah, atau sebagai gaining stream dimana airtanah mengisi air sungai. Interaksi airtanah dan air Sungai Citarum bagian hulu mungkin memiliki pengaruh terhadap pencemaran air sungai dan banjir tersebut. Untuk membuktikan hal ini, maka dilakukan studi untuk menganalisis interaksi antara keduanya secara kuantitatif dan kualitatif, serta menentukan pengaruh interaksinya terhadap pencemaran air sungai dan airtanah, serta banjir. Dalam studi ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan model gabungan SWAT-MODFLOW, sedangkan analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan elevasi muka airtanah dan muka air sungai, serta parameter fisika dan kimia airtanah dan air sungai. Secara kuantitatif, interaksi airtanah dan air Sungai Citarum bagian hulu pada tahun 2003 hingga 2019 didominasi oleh gaining stream, dengan jumlah rata-rata airtanah yang mengisi sungai berkisar antara 0 hingga 1.591 m3/hari. Namun, pada segmen-segmen tertentu keduanya berinteraksi sebagai losing stream dengan jumlah rata-rata air sungai yang mengisi airtanah berkisar antara 0 hingga 211 m3/hari. Secara kualitatif, perbandingan elevasi muka airtanah dan air Sungai Citarum bagian hulu menunjukkan bahwa interaksi antara keduanya didominasi oleh gaining stream, karena elevasi muka airtanah lebih tinggi dibandingkan elevasi muka air sungai. Selain itu, interaksi antara keduanya, baik sebagai losing stream ataupun gaining stream, ditunjukkan oleh nilai parameter fisika dan kimia airtanah dan air sungai yang tidak jauh berbeda. Interaksi airtanah dan air Sungai Citarum bagian hulu berpengaruh terhadap pencemaran air sungai dan airtanah, serta banjir. Karena interaksi antara keduanya didominasi oleh gaining stream, maka kualitas airtanah di sekitar sungai tersebut umumnya masih lebih baik dibandingkan dengan kualitas air sungai. Adapun hasil model SWAT-MODFLOW menunjukkan bahwa kontribusi airtanah terhadap banjir sangat kecil yaitu sebesar 0,12 hingga 0,35 %.