digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Hana Izdihar Nafisyahrin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Hana Izdihar Nafisyahrin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Hana Izdihar Nafisyahrin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Hana Izdihar Nafisyahrin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Hana Izdihar Nafisyahrin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Hana Izdihar Nafisyahrin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Hana Izdihar Nafisyahrin
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Ketidakcocokan antara hasil penentuan konstanta Hubble H0 menggunakan tangga jarak yang bersifat lokal dan analisis anisotropi CMB pada redshift tinggi dengan asumsi model CDM (pendekatan kosmologis) menimbulkan pertanyaan terkait validitas model CDM pada redshift rendah. Hasil terbaru yang diperoleh oleh Riess dkk., (2019) meningkatkan ketidakcocokan dengan metode global yang dikerjakan oleh Planck Collaboration (2018) menjadi 4.4. Untuk meringankan ketidakcocokan, solusi yang diajukan antara lain memperkecil galat pengukuran, menggunakan metode independen (gelombang gravitasi dan efek Sunyaev-Zeldovich), dan modi- kasi sika redshift tinggi atau rendah seperti interaksi antara dark matter dan dark energy maupun penambahan spesies neutrino. Dalam Tugas Akhir ini akan ditentukan nilai H0 melalui metode inverse dis- tance ladder seperti yang sebelumnya dikerjakan oleh Lemos dkk., (2019) dengan menggunakan pendekatan Bayesian. Metode ini serupa dengan tangga jarak, namun kalibrator yang digunakan berasal dari fenomena pada redshift tinggi berupa radius horizon suara rd yang diperoleh WMAP dan Planck Collaboration (2018). Penggunaan kalibrator ini mengimplikasikan berlakunya model CDM pada red- shift tinggi. Meskipun demikian, Tugas Akhir ini menerapkan model parameterisasi yang mengkuantisasi evolusi parameter Hubble H(z) pada redshift rendah, sehingga bentuk H(z) secara langsung dikonstrain oleh data pengamatan dan memungkinkan penyimpangan dari model CDM. Data yang digunakan berupa data jarak diameter sudut dan jarak Hubble dari observasi baryon acoustic oscillations (BAO) dan magnitudo semu terkoreksi supernova Ia Patheon. Tugas Akhir ini mendapatkan hasil yang lebih cenderung bersesuaian dengan model CDM. H0 yang diperoleh dari model epsilon dan log berturut { turut lebih tinggi 2.45 dan 2.43 dari hasil penentuan Planck Collaboration (2018) dan lebih rendah 2.94 dan 2.87 dibandingkan hasil yang didapatkan Riess dkk., (2019) untuk prior rd Planck sedangkan untuk prior rd WMAP Tugas Akhir ini mendapatkan nilai H0 untu model epsilon dan log yang berturut-turut lebih tinggi 1.47 dan 1.41 dibandingkan Planck Collaboration (2018) dan lebih rendah 3.11 dan 3.15 dibandingkan hasil yang didapatkan Riess dkk., (2019). Tugas Akhir ini juga menguji konsistensi nilai rd hasil analisis CMB dibanding penentuan dengan menggunakan konstrain parameter densitas baryon bh2 dan prediksi BBN. Didapatkan bahwa rd Planck Collaboration (2018) berada dalam rentang 1.35 dan 1.91 dari best t rd BBN, bergantung pada batasan prior bh2 yang digunakan.