digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Monica Rosalinda
PUBLIC yana mulyana

COVER Monica Rosalinda
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Monica Rosalinda
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Monica Rosalinda
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Monica Rosalinda
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Monica Rosalinda
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Monica Rosalinda
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Monica Rosalinda
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Monica Rosalinda
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Monica Rosalinda
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Monica Rosalinda
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan Toxoplasma gondii - parasit apicomplexa dengan prevalensi di Indonesia diperkirakan mencapai 50%. Toksoplasmosis tidak hanya berbahaya saat kehamilan tetapi studi pustaka menyebutkan ada korelasi antara toksoplasmosis dengan gangguan perkembangan neurologis seperti Autism Spectrum Disorder (ASD), sindrom Down (DS), Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), dan Cerebral Palsy (CP). Penelitian ini bertujuan menentukan faktor risiko toksoplasmosis pada individu berkebutuhan khusus (IBK) dan menentukan keterkaitan toksoplasmosis dengan patogenesis gangguan perkembangan neurologis berdasarkan kajian pustaka. Kuesioner tervalidasi dibagikan secara langsung atau daring kepada orang tua/wali penyandang gangguan perkembangan neurologis dan dikaji korelasi toksoplasmosis dengan berbagai kondisi neurologis tersebut. Berdasarkan hasil kuesioner 60 IBK, diperoleh data sebagai berikut: ada yang mengkonsumsi daging kurang matang (58%), menggunakan sumber air yang kurang layak untuk konsumsi (26%), mandi-cuci-kakus (62%), serta pernah diberi susu formula (80%). Usia rata-rata pemberian susu formula yaitu 7,13 bulan dengan koefisien variansi 1,17. Ibu dari IBK yang memeriksakan diri terhadap toksoplasmosis sebelum kehamilan hanya 6 orang (10%). Kelompok dengan pengetahuan mengenai toksoplasmosis (63%) memiliki peluang lebih rendah mengonsumsi daging kurang matang (OR 0,71) dan air minum kurang layak (OR 0,72). Pengetahuan tidak berpengaruh terhadap konsumsi susu formula (OR 1,96) dan air MCK kurang layak (OR 1,14). Berdasarkan kajian pustaka, 14 dari 16 penelitian menyatakan ada korelasi antara toksoplasmosis kongenital dan laten dengan gangguan perkembangan neurologis.