digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dina Rizki
PUBLIC Taupik Abidin


Jumlah angkatan kerja perempuan di Indonesia dan kontribusi pendapatan perempuan terhadap perekonomian Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Ini berarti bahwa partisipasi perempuan saat ini tidak hanya menuntut persamaan hak melainkan menyatakan bahwa peran mereka juga memiliki arti bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Fenomena ini menunjukkan kemajuan yang baik dalam hal kesetaraan gender di Indonesia. Namun, hal ini memunculkan episode lain tentang pergulatan antara peran mereka sebagai istri atau ibu dalam keluarga dan perempuan yang bekerja: konflik keluarga-pekerjaan. Konflik ini berkontribusi sebesar 71% terhadap stres kerja, dan kaum Millenial ditemukan lebih rentan terhadap stres daripada generasi-generasi yang lebih tua. Karena hal ini juga menyebabkan penurunan kinerja karyawan, penting untuk memahami bagaimana anteseden konflik keluarga-pekerjaan pada pekerja wanita milenial berdampak pada stres kerja. Penelitian ini menggunakan etnografi cepat melalui observasi yang dikombinasikan dengan wawancara dengan delapan informan. Temuan menunjukkan bahwa ada tiga domain anteseden konflik keluarga-pekerjaan: (1) domain kerja: lembur kerja, kurangnya dukungan organisasi/perusahaan dan supervisor; (2) domain kepribadian: kurangnya locus of control internal; dan (3) domain keluarga: kurangnya dukungan keluarga non-nuklir dan pasangan, status pekerjaan pasangan, dan tidak adanya asisten rumah tangga. Konflik keluarga-pekerjaan ini menyebabkan stres kerja pada wanita milenial yang ditunjukkan oleh penurunan konsentrasi kerja. Meskipun tidak semua informan menyebutkan mengalami stres, pengurangan konsentrasi kerja tetap harus menjadi peringatan bagi perusahaan.