digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kulit manggis mengandung banyak senyawa mangostin-? yang memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi. Akan tetapi, mangostin-? memiliki kelarutan yang rendah dalam air untuk digunakan sebagai kandidat senyawa aktif untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem pembawa berupa partikel nano polivinilpirolidon (PVP) untuk ekstrak kulit manggis (EKM) menggunakan teknik electrospray, untuk meningkatkan kelarutan dan selanjutnya nilai guna terapeutik EKM. PVP terbukti sebagai matrik hidrofilik yang telah lama digunakan dalam produk farmasi. Pada penelitian ini, komposisi larutan prekursor dan laju aliran larutan selama proses electrospray divariasikan untuk mengontrol pembentukan partikel nano PVP-EKM. Partikel nano PVP-EKM yang diproduksi memiliki beberapa kerutan pada permukaannya dan memiliki kisaran diameter rata-rata geometrik dari 640 hingga 1534 nm dengan standar deviasi geometrik 1,35 hingga 1,65. Peningkatan konduktivitas listrik dari larutan prekursor menghasilkan penurunan diameter rata-rata partikel nano. Semakin besar laju aliran, semakin besar partikel yang terbentuk. Hasilnya sesuai dengan hubungan penskalaan atau scaling law untuk electrospray. Hasil spektrum FTIR partikel PVP-EKM dengan variasi komposisi larutan menunjukkan bahwa semakin besar kandungan PVP, gugus hidroksil bergeser ke arah bilangan gelombang yang lebih besar. Pada spektrum FTIR juga terlihat bahwa semakin banyak kandungan PVP dalam partikel PVP-EKM, semakin besar kemungkinan menyerap uap air atau kelembaban udara. Penyerapan uap air atau kelembaban udara dapat terlihat dari intensitas puncak pada peregangan O-H. Semakin tinggi intensitas puncak yang dimiliki oleh partikel PVP-EKM, semakin banyak menyerap uap air atau kelembaban udara. Proses electrospray menyebabkan perubahan sifat kristalinitas dari EKM. EKM dalam bentuk bulk yang awalnya berfasa kristal, setelah dicampurkan dengan PVP yang amorf dengan electrospray berubah menjadi amorf. Dari pola difraksi XRD dapat terlihat ikatan hidrogen antara PVP dan EKM ditunjukkan dengan adanya halo di sekitar 21,5°. Kandungan PVP pada partikel PVP-EKM paling tinggi menunjukkan intensitas halo amorf yang paling tinggi juga. Perubahan kristalinitas EKM juga terlihat pada termogram DSC. Perubahan kristalinitas EKM ditunjukkan oleh tidak adanya puncak endotermik tajam yang menandakan titik leleh dari EKM di sekitar 162°C pada semua variasi partikel PVP-EKM. Pada termogram DSC terlihat pergesaran titik leleh pada partikel PVP-EKM dengan variasi komposisi larutan prekursor. Semakin besar konsentrasi PVP yang terkandung dalam partikel PVP-EKM, titik leleh menjadi semakin besar juga. Tidak terlihat perbedaan yang signifikan pada termogram partikel PVP-EKM dengan variasi laju alir larutan. Aktivitas antioksidan semua sampel yang diukur pada penelitian ini termasuk dalam kategori sangat tinggi. Semakin besar diameter rata-rata partikel mempunyai aktivitas antioksidan yang semakin tinggi, karena kandungan EKM yang semakin tinggi juga. Pemuatan EKM dalam matrik partikel nano PVP terbukti dapat meningkatkan kelarutan EKM secara signifikan secara in vitro. Pada waktu 48 jam, seluruh EKM terlepas dari matrik partikel PVP, sedangkan dalam bentuk pasta hanya 37,1 % EKM yang terlepas. Berdasarkan pengujian aktivitas antioksidan dan profil pelepasan, dapat disimpulkan bahwa partikel PVP-EKM sangat potensial digunakan dalam aplikasi sistem penghantaran obat.