COVER Rahmawati M
PUBLIC Ratnasari BAB 1 Rahmawati M
PUBLIC Ratnasari BAB 2 Rahmawati M
PUBLIC Ratnasari BAB 3 Rahmawati M
PUBLIC Ratnasari BAB 4 Rahmawati M
PUBLIC Ratnasari BAB 5 Rahmawati M
PUBLIC Ratnasari BAB 6 Rahmawati M
PUBLIC Ratnasari PUSTAKA Rahmawati M
PUBLIC Ratnasari
Fenomena segregasi granular telah menarik banyak perhatian. Banyak peneliti telah
menyelidiki fenomena tersebut dengan berbagai metode seperti metode pengayakan
kinetik untuk memisahkan butiran dengan menggunakan prinsip gravitasi dan
aliran granular. Metode ini juga digunakan untuk menjelaskan pemisahan granular
(batu) di sungai dan mampu memperkirakan distribusi ukuran partikel serta
densitas.
Metode yang sederhana dan banyak digunakan untuk proses pasca panen padi oleh
masyarakat adalah dengan menampi campuran untuk memisahkan biji-bijian yang
terisi dan yang kosong. Proses ini memanfaatkan hembusan angin alami atau
menciptakan aliran udara sendiri terutama ketika dilakukan di ruang tertutup.
Menampi menggunakan hembusan angin dilakukan dengan menjatuhkan campuran
biji-bijian dari ketinggian ke aliran udara. Berbagai gaya yang bekerja pada butiran
dengan kepadatan berbeda (terisi dan kosong) menghasilkan pemisahan saat bijibijian
tersebut mencapai tanah.
Menampi dengan hembusan udara yang dibangkitkan sendiri (stream) digunakan
oleh undulasi alat seperti pelat yang berfungsi seperti tampi diayunkan berulang
kali, dimana campuran biji-bijian dijatuhkan dari atas. Metode ini sering digunakan
untuk memisahkan butiran kecil dari butiran besar beras sebelum dimasak atau
campuran biji-bijian lainnya yang jumlahnya sedikit. Akselerasi berbeda yang
diterima oleh butiran berbeda selama jatuh kembali ke permukaan tampi
menyebabkan butiran tersebut menyentuh permukaan pada posisi yang berbeda.
Pemisahan posisi meningkat dengan mengulangi undulasi.
Dari perspektif modern, pemisahan dengan menampi dapat dengan mudah
dipahami, terutama prosesnya memperhitungkan aliran udara linier. Pada bilangan
Reynold rendah (kecepatan rendah atau dimensi rendah), gaya gesek yang bekerja
pada butiran dengan aliran udara memenuhi f Av D ? dengan A adalah penampang
butiran dan v adalah kecepatan butiran relatif terhadap udara. Percepatan dialami
oleh masing – masing butiran dengan massa m. Karena penampang butiran padi
yang terisi dan dan yang tak berisi hampir sama, maka percepatan sebagian besar
dikendalikan oleh massa masing – masing butiran. Massa butiran kosong lebih kecil
dari massa yang terisi sehingga butiran yang kosong akan mendapatkan percepatan
yang lebih tinggi dan terlempar lebih jauh. Jika r adalah jari-jari butiran, maka satu
butir memiliki 2 A? r dan
3 m??r sehingga
?1 ?1 a ?? r . Oleh sebab itu, untuk
butiran dari jenis yang sama, percepatan meningkat ketika jari-jari butiran
berkurang.
Pada penelitian ini, diusulkan metode sederhana untuk memahami mekanisme
segregasi granular dan mengembangkan dasar-dasar fisikanya untuk
mendeskripsikan mekanisme tersebut. Eksperimen dilakukan untuk
mendemonstrasikan segregasi granular dengan cara menampi manual
(menggunkana tangan) pada beberapa sampel campuran butiran. Untuk
mendapatkan data kuantitatif, dilakukan percobaan untuk menghasilkan sirkulasi
udara yang meniru aliran udara yang dihasilkan oleh ayunan tampi secara manual.
Selanjutnya dilakukan simulasi pemodelan untuk menunjukkan profil sirkulasi
vorteks dan lintasan butiran pada saat menampi. Simulasi dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak Simflow untuk komputasi dinamika fluida. Karya ini
memberikan penjelasan ilmiah untuk metode kuno (tradisional) yang telah
dipraktikkan di berbagai benua selama ribuan tahun.
Pada dasarnya mekanisme menampi beras terdengar ilmiah, meskipun belum
pernah didokumentasikan oleh masyarakat lama. Meskipun menampi beras secara
manual saat ini jarang dilakukan karena pengembangan alat-alat modern yang
fungsinya serupa, praktik ini masih dapat ditemukan di permukiman terpencil /
pedesaan.