digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Keylin Eva Vindyra
PUBLIC Alice Diniarti

Layaknya ibukota provinsi, Kota Bandung identik menjadi pusat pemerintahan maupun perekonomian di Jawa Barat. Adapun salah satu kawasan yang mengalami pembangunan secara masif yakni Jalan Ir. H. Juanda (Dago). Perkembangan wilayah dan besarnya perhatian Pemerintah terhadap kawasan Dago ternyata tidak serta-merta membuat kawasan ini sempurna. Hujan deras yang mengguyur Kawasan Dago setidaknya dalam beberapa tahun terakhir kerap menyebabkan genangan hingga mencapai 30 cm. Genangan tersebut dapat surut hingga mencapai kurun waktu 3 jam bergantung pada intensitas hujan yang turun. Meskipun dapat surut dalam waktu yang tidak terlalu lama, namun hal ini cukup menghambat aktivitas masyarakat baik yang sekadar melintas, bermukim maupun memiliki usaha di kawasan ini. Data diperoleh dari Stasiun Hujan Geofisika Bandung tahun 2001-2017 dengan periode ulang 10 tahun. Debit rencana aliran maksimal yang mengalir pada Jalan Ir. H. Juanda (Dago) yakni 9,790 m3/s. Untuk mengkapasitasi debit rencana aliran pada masing-masing subcatchment, dibutuhkan box culvert dengan ukuran yang bervariasi. Bukan hanya peningkatan kapasitas gorong-gorong melainkan diperlukan adanya suatu perencanaan sistem drainase yang sesuai dan memperhitungkan komponen-komponen yakni inlet, tali air serta sistem penyaringan sampah pada drainase tersebut guna menjawab permasalahan genangan di Jalan Ir. H. Juanda (Dago).