digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020 MSM Philein Hafidz 29018001.pdf?
PUBLIC Wiwik Istiyarini

Indonesia telah mengalami bencana karhutla selama, setidaknya, tiga dekade. Bermacam kebijakan mengenai pengurangan risiko bencana telah diimplementasi tetapi bencana tersebut masih terjadi. Kami berpendapat bahwa masalah tersebut bersumber dari kurangnya pemahaman terhadap praktik manajemen bencana dan jaringan hubungan yang kompleks antar aktor-aktor manajemen bencana. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini membentuk dua macam kerangka kerja, model referensi bencana dan pengurangan risiko bencana berdasarkan ekosistem. Untuk menguji penerapan kerangka kerja tersebut, kami melakukan penelitian terhadap kasus karhutla di Sumatera Selatan, Indonesia. Kami melakukan wawancara semi-tersusun dengan aktor-aktor manajemen bencana dan menggunakan teknik analisis tematik untuk analisis data. Kami menyimpulkan bahwa kedua kerangka tersebut dapat diterapkan dalam konteks manajemen bencana. Model referensi bencana dapat digunakan sebagai alat pembandingan dan konsep ekosistem dapat digunakan untuk menjelaskan peran dan hubungan para aktor manajemen bencana. Kami juga menemukan bahwa sebagian aktor tersebut mendukung upaya pengurangan risiko bencana, sebagian tidak layak, dan sebagian lagi melawan upaya pengurangan risiko bencana. Pemerintah harus sadar bahwa instansi khusus melawan bencana tidaklah cukup. Kerja sama antar setiap aktor dibutuhkan untuk mendapat solusi yang efektif. Implementasi program pun banyak mengalami tantangan. Banyak program-program yang hanya setengah jadi karena bermacam-macam masalah. Tetapi, masalah utama dari bencana karhutla ini dapat dikerucutkan menjadi tiga kategori, masalah teknis, masalah sosial ekonomi, dan masalah penegakkan hukum. Ketiga masalah tersebut harus ditangani bersamaan karena mengabaikan satu masalah saja akan menghasilkan solusi yang tidak sempurna. Layaknya kondisi kita saat ini. Keywords: aktor, manajemen bencana, ekosistem, kebakaran hutan dan lahan, model referensi.