Sejalan dengan meningkat isu perubahan iklim yang ekstrim, banyak masyarakat di Indonesia terutama
yang tinggal di perkotaan besar telah merubah gaya hidupnya menuju gaya yang lebih ramah
lingkungan, membuat permintaan produk yang bernilai hijau meningkat dan bertumbuh. Menurut
penelitian yang dilakukan Maxime C. Van Der Laarse (2016) jenis praktik gaya hidup hijau yang paling
banyak orang gunakan untuk diproses adalah praktik yang berkaitan dengan sampah, hal tercermin dari
bagaimana orang mulai melakukan upaya untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur
ulang sampah. Salah satu metode paling populer untuk mengurangi sampah rumah tangga organik
adalah melalui pengomposan, ditengah meningkatnya metode pengomposan dikalangan masyarakat,
permintaan akan produk pelengkap untuk membantu proses pengomposan juga ikut meningkat.
PASMA, sebuah pengolahan limbah di Bandung, Indonesia, menawarkan kenyamanan dalam
berkompos untuk masyarakat melalui alat komposter mereka, namun mereka mengalami permasalahan
dimana pelanggan merasa tidak relevan untuk membeli produk komposter. Untuk menganalisa masalah,
beberapa analisis seperti Porter’s Five Forces, PESTLE, analisis pemangku kepentingan, analisis pasar,
dan analisis situasi internal dilakukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas penjualan
komposter yang stagnan disebabkan oleh kendala utama PASMA dalam kurangnya upaya pemasaran
dalam menyalurkan dan kesadaran pelanggan, modal yang terbatas dalam finansial, tantangan dalam
menyesuaikan biaya teknologi, dan kurangnya pengetahuan dari sumber daya manusia.
Beberapa solusi diusulkan untuk meningkatkan aktivitas penjualan serta kinerja manejerial PASMA.
Perencanaan keuangan dan alokasi anggaran yang ketat harus dilaksanakan sebagai dasar pengambilan
keputusan PASMA. Meningkatkan strategi pemasaran seperti mengembangkan kanal baru dan aliran
pendapatan serta meningkatkan hubungan pelanggan melalui online dan keramahan dapat membawa
perhatian pasar terhada merek PASMA. Membangun kolaborasi dengan orang yang lebih ahli dan fokus
untuk menjual komposter yang sederhana sementara dapat meningkatkan arus kas PASMA. Dan
terakhir, menjalin dan mengelola manajemen dan hubungan dengan internal dan eksternal dengan
menetapkan dan melacak tujuan dari setiap departepen dapat meningkatkan produktifitas anggota,
sambil membangun lingkungan yang positif dengan para pemangku kepentingan untuk mencegah
masalah kepercayaan dan miskomunikasi antar pihak.
Hasil dari penelitian ini dapat membantu bisnis lain untuk meningkatkan dan memperkuat penciptaan
nilai model bisnis mereka untuk produk komposter di Indonesia, dengan catatan karena industri kompos
masih tumbuh sepanjang tahun, studi lebih lanjut tentang industri kompos baru-baru ini
direkomendasikan.