digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Anne Mutiara Putri
PUBLIC Taupik Abidin

Sejalan dengan meningkat isu perubahan iklim yang ekstrim, banyak masyarakat di Indonesia terutama yang tinggal di perkotaan besar telah merubah gaya hidupnya menuju gaya yang lebih ramah lingkungan, membuat permintaan produk yang bernilai hijau meningkat dan bertumbuh. Menurut penelitian yang dilakukan Maxime C. Van Der Laarse (2016) jenis praktik gaya hidup hijau yang paling banyak orang gunakan untuk diproses adalah praktik yang berkaitan dengan sampah, hal tercermin dari bagaimana orang mulai melakukan upaya untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah. Salah satu metode paling populer untuk mengurangi sampah rumah tangga organik adalah melalui pengomposan, ditengah meningkatnya metode pengomposan dikalangan masyarakat, permintaan akan produk pelengkap untuk membantu proses pengomposan juga ikut meningkat. PASMA, sebuah pengolahan limbah di Bandung, Indonesia, menawarkan kenyamanan dalam berkompos untuk masyarakat melalui alat komposter mereka, namun mereka mengalami permasalahan dimana pelanggan merasa tidak relevan untuk membeli produk komposter. Untuk menganalisa masalah, beberapa analisis seperti Porter’s Five Forces, PESTLE, analisis pemangku kepentingan, analisis pasar, dan analisis situasi internal dilakukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas penjualan komposter yang stagnan disebabkan oleh kendala utama PASMA dalam kurangnya upaya pemasaran dalam menyalurkan dan kesadaran pelanggan, modal yang terbatas dalam finansial, tantangan dalam menyesuaikan biaya teknologi, dan kurangnya pengetahuan dari sumber daya manusia. Beberapa solusi diusulkan untuk meningkatkan aktivitas penjualan serta kinerja manejerial PASMA. Perencanaan keuangan dan alokasi anggaran yang ketat harus dilaksanakan sebagai dasar pengambilan keputusan PASMA. Meningkatkan strategi pemasaran seperti mengembangkan kanal baru dan aliran pendapatan serta meningkatkan hubungan pelanggan melalui online dan keramahan dapat membawa perhatian pasar terhada merek PASMA. Membangun kolaborasi dengan orang yang lebih ahli dan fokus untuk menjual komposter yang sederhana sementara dapat meningkatkan arus kas PASMA. Dan terakhir, menjalin dan mengelola manajemen dan hubungan dengan internal dan eksternal dengan menetapkan dan melacak tujuan dari setiap departepen dapat meningkatkan produktifitas anggota, sambil membangun lingkungan yang positif dengan para pemangku kepentingan untuk mencegah masalah kepercayaan dan miskomunikasi antar pihak. Hasil dari penelitian ini dapat membantu bisnis lain untuk meningkatkan dan memperkuat penciptaan nilai model bisnis mereka untuk produk komposter di Indonesia, dengan catatan karena industri kompos masih tumbuh sepanjang tahun, studi lebih lanjut tentang industri kompos baru-baru ini direkomendasikan.