digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Annisa Jasmine Ansori
PUBLIC Alice Diniarti

Batas-batas yang dimanifestasikan dalam diri seseorang dapat menjadi perangkap emosional selama bertahun-tahun alih-alih menjadi ruang aman satu pribadi. Tumbuh dalam lingkungan yang terus berubah menyebabkan pergeseran cara dia memandang batas-batas pribadi yang menciptakan ketegangan yang melumpuhkan di dalamnya. Melalui penggunaan menggambar sebagai medium, penulis bertujuan untuk menyampaikan bagaimana ia memahami batas-batas pribadi yang diciptakan di bawah bayang-bayang emosi yang tertekan. Sempadan: Titik Keruh Meredam Runtuh adalah sebuah karya tentang proses ‘meruntuhkan’ batas-batas emosional dengan memproyeksikan emosi yang selama ini ditekan dalam diri melalui dua fase; mengenali dan menghadapi batas. Proses mengenali batas memfokuskan diri pada pemasangan ubin sebagai salah satu objek yang merepresentasikan bagian kecil dari rumah - tempat di mana batas sering dibangun oleh proses asimilasi oleh keluarga. Proses menghadapi batas diwakili oleh penggunaan tinta disapukan dan tindakan merusak ubin sebagai proses mark-making untuk mengekspresikan emosi dalam diri. Karya ini disajikan dalam bentuk 7 dinding ubin yang rusak. Penulis berharap bahwa karya ini dapat menjadi cara bagi audiens untuk merangkul kesedihan, ketakutan yang meledak, dan perlawanan yang muncul ketika batas-batas diri yang mengintimidasi saling berbenturan satu sama lain sebagai pengingat kemampuan kita untuk menahan dan menciptakan ruang aman dalam diri.