ABSTRAK Muhammad Iqbal Furqan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Muhammad Iqbal Furqan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Muhammad Iqbal Furqan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Muhammad Iqbal Furqan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Muhammad Iqbal Furqan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Muhammad Iqbal Furqan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
DAFTAR Muhammad Iqbal Furqan
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
2020 TA PP MUHAMMAD IQBAL FURQAN_LAMPIRAN.pdf?
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Kereta api merupakan salah satu moda transportasi utama sebagai angkutan
penumpang maupun barang. Disebutkan pula dalam dokumen Rencana Induk
Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) bahwa kereta api akan menjadi salah satu moda
transportasi penunjang guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Menurut PT. Kereta
Api Indonesia (Persero), jumlah penumpang kereta dalam kota dan antar kota di
seluruh Indonesia pada tahun 2018 berjumlah sebanyak 423.846.257 orang,
meningkat 7,54% dari jumlah penumpang pada tahun sebelumnya yaitu sebesar
394.134.634 orangg. Sedangkan untuk pengangkutan barang pada tahun 2018
mencapai 45.236.310 ton, meningkat 12,92% dari volume barang terangkut tahun
sebelumnya yaitu 40.060.714 ton. Meningkatnya jumlah penumpang tersebut
mendorong pemerintah untuk terus melakukan pengembangan infrastruktur
perkeretaapian, baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Disebutkan dalam dokumen Rencana Induk Perkeretaapian Nasional
(RIPNAS) Kementerian Perhubungan tahun 2010-2030 target panjang jaringan
kereta api antar kota akan mencapai 12.100 km pada tahun 2030 yang tersebar di
pulau Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, sementara panjang
jaringan kereta api dalam kota memiliki target mencapai 3.800 km.
Pesatnya pengembangan dan pembangunan jaringan kereta api di Indonesia saat ini
menjadi momentum yang tepat untuk mengkaji pengaruh konektivitas jaringan
kereta api terhadap pertumbuhan ekonomi regional di jawa barat. Penelitian ini
mengadopsi model yang dikembangkan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Chong et al. (2019) dengan kesimpulan bahwa pengembangan konektivitas
jaringan high-speed rail (HSR) di Cina memiliki peran penting dalam pertumbuhan
ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis linier
berganda dengan variable input analisis Produk Domestik Regional Bruto per
Kapita (PDRB per Kapita) sebagai variable terikat, Konektivitas Jaringan Kereta
Api sebagai variabel bebas serta Investasi pemerintah per kapita, Investasi swasta
per kapita, IPM, Rasio PDRB pertanian (luas) terhadap PDRB, Rasio PDRB industri
terhadap PDRB, Rasio PDRB jasa terhadap PDRB, dan Populasi penduduk sebagai
variable kontrol. Namun secara spesifik hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang
berbeda, diperoleh nilai koefisien konektivitas sebesar ?2 = -0,0008 yang secara
statistik bernilai spesifik. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh
negatif dari konektivitas jaringan kereta api terhadap pertumbuhan ekonomi
regional.