digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020 TA PP ERNEST WIDI ISWANTO 1.pdf?
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Museum Benteng Heritage adalah museum kebudayaan peranakan Tionghoa pertama yang ada di Indonesia. Museum ini adalah hasil restorasi bangunan tradisional setempat, yang mengoleksi artefak seni budaya dan sejarah kehidupan masyarakat peranakan Tionghoa di kota lama Tangerang. Koleksi yang luas dimulai dari perabotan rumah tangga masyarakat peranakan hingga benda-benda seni budaya dari berbagai penjuru Asia menjadikan museum ini sebagai museum dengan status koleksi museum nasional. Berdasarkan tantangan yang dihadapi museum untuk memenuhi fungsinya sebagai pusat edukasi sejarah dan seni budaya peranakan Tionghoa di tengah munculnya berbagai museum baru yang menyaingi museum nasional serta potensi nilai luhur toleransi yang menjadi asas terbentuknya akulturasi budaya yang membuahkan budaya peranakan Tionghoa, Museum Benteng Heritage membutuhkan sebuah perancangan brand identity yang mampu meningkatkan daya tarik wisatawan domestik dewasa muda terhadap museum ini. Perancangan dilaksanakan menganut proses perancangan brand identity Alina Wheeler, yang mampu memberikan insight bahwa museum nasional pada umumnya memiliki brand yang kuno dan monoton, atau bahkan masih erat dikaitkan dengan fenomena paranormal, di mata masyarakat. Sehingga, brand identity yang dihasilkan dari perancangan ini dibuat dengan unik dan berbeda dari museum nasional lainnya. Hasil dari perancangan ini adalah sebuah brand identity dengan big idea „Selebrasi atas Toleransi“; sebuah narasi bahwa museum ini membawakan dan merayakan nilai toleransi dengan gembira dan meriah sebagai sebuah nilai luhur yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat Indonesia yang majemuk. Big Idea ini diturunkan menjadi tiga kata kunci yakni selebrasi, toleran, dan elegan. Logo dari brand identity ini tersusun atas unsur naga dan air, di mana naga dalam logo adalah simplifikasi dari logo sebelumnya, di mana naga tersebut adalah liong naga nusantara; liong yang diolah dengan sensibilitas masyarakat Bali, serta air yang melambangkan air sungai Cisadane, sungai yang terletak dekat dengan kota Lama Tangerang yang menjadi tempat perlabuhan Laksamana Cheng Ho. Elemen visual dari brand identity ini adalah liong naga nusantara yang dibentuk menjadi sebuah stroke yang dapat dimanfaatkan dengan fleksibel serta modul pecahan keramik berikut dengan motifnya, yang terinspirasi darirelief void museum yang menjadi koleksi yang dibanggakan oleh museum. Keseluruhan elemen tipografi dan warna ditentukan menyesuaikan dengan impresi selebrasi dan dinamis yang ditekankan oleh brand, namun masih terinspirasi dari sifat koleksi museum yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Eksekusi keseluruhan dari brand identity menekankan pada eksekusi yang eksploratif untuk memberikan gambaran potensi yang dimiliki brand identity serta menyesuaikan dengan kebutuhan dari museum.