digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Milati Dyah Utami
PUBLIC yana mulyana

COVER Milati Dyah Utami
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Milati Dyah Utami
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Milati Dyah Utami
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Milati Dyah Utami
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Milati Dyah Utami
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Milati Dyah Utami
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Milati Dyah Utami
PUBLIC yana mulyana

Limfoma non-Hodgkin termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit kanker tertinggi di Indonesia, baik ditinjau dari tingkat insidensi maupun mortalitasnya. Kemoterapi merupakan terapi lini pertama limfoma non-Hodgkin yang sangat efektif, tetapi juga dapat menimbulkan reaksi obat merugikan (ROM). ROM dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien secara umum yang menurun akibat kemoterapi. Penelitian bertujuan untuk menganalisis probabilitas dan tingkat keparahan ROM, serta mengukur kualitas hidup pasien. Penelitian merupakan penelitian deskriptif observasional, menggunakan rancangan potong lintang yang dilakukan secara prospektif terhadap 68 pasien kemoterapi limfoma non-Hodgkin di Ruang Asnawati RSUP Dr. Hasan Sadikin selama Januari-Maret 2020. Data dianalisis secara deskriptif untuk menentukan probabilitas dan tingkat keparahan ROM, masing-masing menggunakan skala Naranjo dan skala Hartwig-Siegel. Kemudian, dilakukan pengukuran kualitas hidup menggunakan kuesioner EORTC QLQ-C30. Hasil analisis menunjukkan kejadian ROM memiliki probabilitas 78% bersifat “dapat mungkin”(probable) dan 22% bersifat “sangat dapat mungkin(highly probable). Sedangkan 67,6% kejadian ROM memiliki tingkat keparahan tingkat 3 dan sisanya 32,4% memiliki tingkat keparahan 4b. Kejadian ROM banyak dialami oleh perempuan berupa alopesia, lemas, kelelahan, nyeri, mual, nafsu makan turun, dan neuropati perifer. Hasil pengukuran kualitas hidup menunjukkan perempuan memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan laki-laki dari ketiga skala yang diukur, kecuali gejala sesak napas dan kesulitan keuangan. Laki-laki dewasa muda (young adult) memiliki status kesehatan global dan skala fungsi lebih baik, sedangkan laki-laki dewasa menengah (middle age) memiliki skala gejala yang lebih buruk. Perempuan dewasa menengah (middle age) memiliki status kesehatan global dan skala fungsi yang lebih baik, sedangkan perempuan dewasa tua (older adult) memiliki skala gejala yang lebih buruk.