digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rinda Sylviani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Rinda Sylviani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Rinda Sylviani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Rinda Sylviani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Rinda Sylviani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Rinda Sylviani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Rinda Sylviani
PUBLIC Yoninur Almira

DAFTAR Rinda Sylviani
PUBLIC Yoninur Almira



Indonesia telah terjadi meningkatnya aktivitas gempa bumi dan tsunami dalam beberapa tahun terakhir ini. Kejadian bencana tsunami setidaknya telah terjadi 110 bencana tsunami di Indonesia, 100 kejadian diantaranya disebabkan oleh gempa bumi, 9 kejadian disebabkan oleh letusan gunung berapi dan 1 kejadian disebabkan oleh tanah longsor. Salah satu kota yang memiliki ancaman terhadap tsunami yaitu Kota Bengkulu. Kota Bengkulu diprediksi terkena tsunami dalam beberapa tahun mendatang akibat gempa di bawah laut, gempa bumi berkekuatan besar terjadi pada 12 September 2007 yang menghasilkan ketinggian tsunami hingga 4 meter dari garis pantai. Di Kota Bengkulu direncanakan akan dilakukan pengembangan Pelabuhan Pulau Baai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dinilai mampu menjadikan Kota Bengkulu sebagai tujuan investasi masa depan, bahkan dinilai mampu menjadi KEK terbesar dan paling produktif di Indonesia. Harapannya dengan adanya pembangunan KEK, perlu dilakukan juga upaya-upaya pengurangan risiko bencana melalui penguatan kapasitas pemerintah, entitas bisnis dan masyarakat dalam meminimalisir dampak apabila tsunami. Namun, perlu melihat upaya-upaya pengurangan risiko yang sudah dilakukan saat ini dan masa depan. Penelitian ini berfokus kepada pengurangan risiko bencana tsunami di Pesisir Kota Bengkulu dengan fokus pada penguatan kapasitas pemerintah, entitas bisnis dan masyarakat. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis bahaya, analisis kerentanan (kerentanan sosial, kerentanan fisik, kerentanan ekonomi, kerentanan lingkungan), analisis kapasitas, analisis risiko dan menyusun strategi pengurangan risiko bencana di Pesisir Kota Bengkulu dengan fokus pada penguatan kapasitasnya. Hasilnya adalah indeks bahaya yaitu 75% dengan klasifikasi tinggi, indeks kerentanan 0,77 dengan klasifikasi tinggi, indeks kapasitas 0,42 dengan klasifikasi sedang dan skor risiko yaitu 0,48 dengan klasifikasi sedang. Selain itu, disusun pengelompokkan strategi menjadi 3 yaitu level 1, level 2 dan level 3 diterapkan pada zona merah dengan risiko tinggi – sangat tinggi, level 2 dan level 3 diterapkan pada zona kuning dengan risiko yang sedang, dan level 3 diterapkan pada zona hijau dengan risiko yang rendah – sangat rendah.