digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Enrisha Rinindra Putri
PUBLIC Alice Diniarti

Reaksi dry reforming of methane merupakan reaksi antara CO2 dan CH4 untuk menghasilkan gas sintesis (CO dan H2). Reaksi ini memerlukan suhu yang sangat tinggi, yaitu sekitar 800oC agar reaksi dapat berlangsung dan menghasilkan konversi yang tinggi. Katalis yang umum digunakan untuk reaksi ini adalah katalis dengan pusat aktif nikel, seperti katalis Ni/Al2O3. Kekurangan dari katalis komersial yang umum digunakan pada saat ini adalah terjadinya deaktivasi katalis akibat fenomena sintering akibat tingginya suhu operasi yang dibutuhkan dalam reaksi. Pemilihan penggunaan katalis yang tepat dapat meminimalisir terjadinya deaktivasi katalis dan dapat meningkatkan performa katalis. Teknologi terbaru dalam pembuatan katalis untuk reaksi dry reforming of methane adalah dalam bentuk core-shell NiO@Al2O3 yang dapat mencegah katalis dari peristiwa deaktivasi katalis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan sintesis dan karakterisasi katalis NiO@Al2O3 untuk reaksi dry reforming of methane. Sintesis katalis dilakukan menggunakan metode mikroemulsi. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah variasi komposisi nikel sebesar 77%-wt, 64%wt, dan 52%-wt dengan variasi temperatur kalsinasi yang dilakukan yakni 600oC, 700oC, dan 800oC. Penelitian ini membandingkan pengaruh komposisi nikel dan alumina serta temperatur kalsinasi katalis terhadap kristalinitas, luas permukaan, distribusi ukuran pori, serta morfologi katalis. Karakterisasi dilakukan menggunakan uji XRF, XRD, HRTEM, BET, dan BJH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran kristalit rata-rata katalis NiO@Al2O3 yang dihasilkan berada pada rentang 9 – 13 nm, luas permukaan katalis berada pada rentang 73 – 171 m2/g, dan diameter pori katalis berada pada rentang 10 – 22 nm. Katalis NiO@Al2O3 hasil sintesis memiliki bentuk multiple small core-shell coated by single shell material dengan ukuran partikel NiO kurang dari 20 nm. Struktur core-shell yang didapatkan ini mampu menghambat terjadinya peningkatkan ukuran butir Ni (sintering) secara efektif pada suhu tinggi dibandingkan dengan katalis impregnasi NiO/Al2O3.