digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Shakira Maharani
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Madu merupakan salah satu perisa yang populer digunakan pada susu bubuk. Produksi bubuk madu umumnya dilakukan melalui proses pengeringan dengan metode spray drying dengan carrier agent tertentu. Namun, perolehan bubuk madu yang dihasilkan melalui proses ini tergolong cukup rendah dan tidak efisien untuk memenuhi kebutuhan bubuk madu sebagai perisa susu bubuk. Mikroenkapsulasi merupakan teknik yang dilakukan untuk melapisi suatu bahan bioaktif menggunakan bahan penyalut (microencapsulating agent) yang akan menghasilkan kapsul berupa partikel padatan (bubuk). Penggunaan bahan penyalut dapat melindungi bahan bioaktif selama pemrosesan sehingga proses ini berpotensi untuk menghasilkan bubuk madu dengan kuantitas dan kualitas lebih tinggi. Dalam penelitian ini, akan diteliti pengaruh temperatur inlet udara, laju alir umpan, serta jenis bahan penyalut yang digunakan terhadap kuantitas dan kualitas bubuk madu yang dihasilkan. Metode mikroenkapsulasi yang akan digunakan adalah spray drying dengan bahan penyalut maltodekstrin DE 18 dan 12. Pada metode spray drying dilakukan tiga variasi temperatur inlet udara (150; 170; 190?) dan dua laju alir umpan (330; 660 mL/jam). Bubuk madu hasil spray drying akan dianalisis dengan uji kadar air, higroskopisitas, serta warna. Hasil karakterisasi bubuk diuji menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) untuk menentukan pengaruh seluruh variasi percobaan terhadap parameter kuantitas dan kualitas. Perolehan bubuk secara signifikan (p<0,05) meningkat seiring dengan bertambahnya temperatur inlet udara dan berkurangnya laju alir umpan. Perolehan bubuk pada rentang 19,37±1,33% – 27,45±1,91% mengindikasikan bahwa proses ini berpotensi diaplikasikan pada skala industri. Temperatur inlet udara memberikan pengaruh yang signifikan terhadap higroskopisitas, sedangkan laju alir umpan memberikan pengaruh yang tidak signifikan. Di sisi lain, kedua kondisi operasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kadar air dan warna dari bubuk yang dihasilkan. Selain itu, jenis bahan penyalut (DE 18 dan 12) menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap perolehan bubuk.