digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Albert Angkasa
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Albert Angkasa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Albert Angkasa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Albert Angkasa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Albert Angkasa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Albert Angkasa
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Albert Angkasa
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Albert Angkasa
PUBLIC Alice Diniarti

Akumulasi CO2 di atmosfer telah mengakibatkan kenaikan temperatur bumi dan fenomena global warming. Oleh karena itu, konsentrasi gas CO2 di atmosfer harus diminimalkan untuk mengurangi efek global warming. Saat ini berbagai teknologi, seperti carbon capture and storage (CCS), CO2-enhanced oil recovery (EOR), dan coal bed methane recovery (CBM), telah dikembangkan untuk meminimalkan dampak buruk emisi gas CO2 dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Selain itu, terdapat teknologi pendukung dari carbon capture utilization and storage (CCUS), yaitu reduksi elektrokimiawi gas CO2. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menerapkan teknologi reduksi CO2 secara elektrokimia untuk menghasilkan asam format yang banyak digunakan sebagai feedstock pada berbagai proses kimia. Pada penelitian ini, reduksi elektrokimiawi gas CO2 menggunakan paduan Pb-Sn sebagai katoda, paduan Pt-Ir sebagai anoda, larutan KHCO3 sebagai katolit, dan larutan H2SO4 encer sebagai anolit. Gas CO2 dilarutkan dalam katolit dengan menggunakan teknik microbubbling. Percobaan ini memvariasikan ukuran gelembung gas CO2 dan geometri katoda pada sel elektrolisis. Asam format yang terbentuk dianalisis dengan fouriertransform infrared spectroscopy (FTIR). Katoda sebelum dan setelah elektrolisis dianalisis dengan scanning electron microscopy (SEM-EDX). Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan bahwa elektrolisis CO2 menghasilkan asam format. Data arus elektrolisis menunjukkan bahwa penggunaan microbubble secara teoretik menghasilkan 45,3% lebih banyak asam format dibanding penggunaan millibubble. Penggunaan katoda berdiameter 0,5 diameter ruang tabung secara teoretik menghasilkan 26,3% lebih banyak asam format dibanding penggunaan katoda sebesar 0,25 diameter ruang tabung. Selain itu, data pencatatan arus terhadap waktu menunjukkan terjadinya penurunan nilai arus akibat terbentuknya lapisan oksida di elektroda.