digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ardian Nugra Baskoro
PUBLIC Alice Diniarti

Gas alam masih menjadi sumber energi primer di Indonesia sampai saat ini. Salah satu tahapan penting pengolahan gas alam adalah pemisahan komponen pengotor berupa CO2 dan H2S (acid gas). Permen LH No. 13 Tahun 2009 membatasi jumlah SO2 (produk oksidasi termal H2S) yang diemisikan ke lingkungan, yaitu sebesar 2.600 mg/Nm3. Oleh karena itu, pemisahan selektif terhadap H2S dari aliran acid gas sangat penting untuk dilakukan. Salah satu metode pemisahan yang diterapkan adalah absorpsi dengan pelarut NaOH. Penambahan buffer natrium karbonat (Na2CO3) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) ke dalam larutan NaOH dapat menekan absorpsi CO2 sehingga meningkatkan selektivitas absorpsi H2S. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek penambahan buffer untuk meningkatkan selektivitas absorpsi H2S menggunakan NaOH. Percobaan dilakukan dalam tekanan dan temperatur ambien. Rentang L/G yang disimulasikan adalah 0,006 – 0,030. Komposisi gas umpan yang dievaluasi menyerupai acid gas dari salah satu fasilitas pengolahan gas alam di Indonesia, yaitu 667.000 ppm-v CO2 dan 3.000 ppm-v H2S dalam CH4. Rentang konsentrasi NaOH di dalam solvent adalah 1%-massa hingga 5%-massa. Buffer natrium bikarbonat ditambahkan dalam rentang rasio massa 0:1 hingga 3:1 terhadap NaOH. Buffer natrium karbonat ditambahkan dengan rasio massa 1,26:1 terhadap natrium bikarbonat. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan buffer dapat meningkatkan selektivitas H2S karena menekan absorpsi CO2. Peningkatan L/G berbanding lurus dengan peningkatan absorpsi CO2, sehingga menurunkan selektivitas H2S. Berdasarkan hasil simulasi, pada rentang L/G 0,006 – 0,030 dan solvent dengan konsentrasi NaOH di atas 2%-massa, penambahan rasio massa NaHCO3 yang lebih besar daripada 1,5:1 terhadap NaOH dan penambahan massa Na2CO3 sebanyak 1,26 kali massa NaHCO3 ke dalam solvent mampu meningkatkan selektivitas H2S hingga 17,3%. Kombinasi nilai rasio L/G sebesar 0,006 dan solvent dengan komposisi 5%-massa NaOH, 15%-massa NaHCO3, dan 18,9%-massa Na2CO3 menghasilkan selektivitas H2S tertinggi, sebesar 23,1 (peningkatan selektivitas H2S sebesar 379,7%). Berdasarkan pertimbangan batas kelarutan solvent dan aspek ekonomi, kombinasi nilai rasio L/G sebesar 0,006 dan solvent dengan komposisi 5%-massa NaOH, 10%-massa NaHCO3, dan 12,6%-massa Na2CO3 menghasilkan selektivitas H2S optimum, sebesar 9,6 (peningkatan selektivitas H2S sebesar 123,1%).