digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alvin Haidar
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Alvin Haidar
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Alvin Haidar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Alvin Haidar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Alvin Haidar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Alvin Haidar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Alvin Haidar
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Alvin Haidar
PUBLIC Alice Diniarti

Tanaman nyamplung atau Calophyllum inophyllum L tersebar luas di Indonesia dengan produktivitas yang tinggi serta memiliki banyak potensi. Salah satunya adalah biji yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati. Namun, penelitian terkait tanaman nyamplung masih terfokus pada pemanfaatan minyak biji sebagai bahan bakar nabati, padahal ada beberapa zat yang masih dapat dimanfaatkan pada biji nyamplung, yaitu resin. Resin dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan seperti farmasi, kosmetik, dan lain-lain. Resin dari minyak biji nyamplung memiliki potensi yang tinggi sebesar 0,584-1,752 ton/ha/tahun Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari metode ekstraksi tepat untuk mendapatkan resin dan minyak biji nyamplung dengan rendemen dan karakteristik tertentu. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan pemahaman terkait pengaruh nisbah pelarutdan kombinasi jenis pelarut dan kondisi operasi yang terbaik pada proses ekstraksi serta dapat mengidentifikasi jenis dan karakterisasi resin. Penelitian ini dibagi menjadi empat tahapan umum, yaitu ptoses persiapan bahan, ekstraksi, pemurnian dan karakterisasi. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode Soxhlet dengan dua pelarut. Pelarut yang digunakan yaitu n-heksana-etanol dengan variasi perbandingan untuk yaitu 1:3; 1:2; dan 1:1,25 dan 1:2 untuk petroleum eter-ethanol. Hasil ekstraksi dianalisis dengan menentukan perolehan resin dengan basis massa umpan nyamplung, angka polifenol dan jenis resin. Perolehan resin tertinggi diperoleh dari perlakuan jenis pelarut n-heksana-etanol dengan perbandingan pelarut 1:3 dengan perolehan sebesar 24,35%. Angka polifenol tertinggi juga diperoleh dari perlakuan jenis pelarut n-heksana-etanol dengan perbandingan pelarut 1:3 dengan perolehan sebesar 194,12 mg. Jenis resin yang diperoleh dari biji nyamplung berdasarkan gugus fungsi nya sebanding dengan resin rosin.