Kawasan hutan mangrove merupakan ekosistem penting bagi beberapa spesies burung
yang hidupnya bergantung pada ekosistem pesisir. Gangguan yang berasal dari alam
seperti tsunami atau gangguan dari aktivitas manusia akan berdampak pada kerusakan
ekosistem mangrove yang yang memengaruhi keanekaragaman spesies burung yang
ada di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan habitat
kawasan hutan mangrove yang terkena dampak tsunami di pantai barat Aceh dan
gangguan manusia di pantai timur berdasarkan keanakearagaman burung. Penelitian
dilakukan selama 12 hari di empat kawasan mangrove di Banda Aceh, Aceh Jaya,
Langsa, dan Aceh Timur dengan menggunakan metode line transect sejauh 1 km setiap
lokasinya. Waktu penelitian dimulai dari pukul 06.00-11.00 dan dilanjutkan pukul
15.00-19.00 WIB sejak 21 Desember 2019 – 7 Januari 2020. Jumlah spesies dan total
frekuensi perjumpaan burung terbanyak terdapat di pantai timur sebanyak 19 spesies
dengan total fekuensi perjumpaan 29.446 individu. Indeks keanekaragaman di pantai
barat lebih besar dibandingkan pantai timur (Shannon-Weiner Diversity Index H’ =
1,612 dan 1,913, Evenness E’ = 0,649 dan 0,746, Simpson Diversity Index D’ = 0,280
dan 0,181 serta Spesies richness R’ = 1,559, dan 1,894). Beberapa kondisi lingkungan
seperti keberadaan tambak, jalur migrasi, zona intertidal serta site fidelity berkontribusi
terhadap keberadaan spesies burung. Secara keseluruhan kondisi hutan mangrove hasil
restorasi lebih baik dibandingkan dengan mangrove alami. Hal ini tercerminkan dari
keanekaragaman spesies burung di pantai barat lebih tinggi dari pantai timur Aceh.
Tsunami dan aktivitas manusia berpengaruh terhadap komposisi spesies burung
dimana pada area mangrove yang terkena dampak tsunami didominasi oleh kelompok
karnivora, sedangkan wilayah yang terganggu oleh manusia lebih didominasi oleh
kelompok wader dan shore bird yang termasuk burung migran.