digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jannisa Vavaza
PUBLIC Alice Diniarti

Kawasan hutan mangrove merupakan ekosistem penting bagi beberapa spesies burung yang hidupnya bergantung pada ekosistem pesisir. Gangguan yang berasal dari alam seperti tsunami atau gangguan dari aktivitas manusia akan berdampak pada kerusakan ekosistem mangrove yang yang memengaruhi keanekaragaman spesies burung yang ada di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan habitat kawasan hutan mangrove yang terkena dampak tsunami di pantai barat Aceh dan gangguan manusia di pantai timur berdasarkan keanakearagaman burung. Penelitian dilakukan selama 12 hari di empat kawasan mangrove di Banda Aceh, Aceh Jaya, Langsa, dan Aceh Timur dengan menggunakan metode line transect sejauh 1 km setiap lokasinya. Waktu penelitian dimulai dari pukul 06.00-11.00 dan dilanjutkan pukul 15.00-19.00 WIB sejak 21 Desember 2019 – 7 Januari 2020. Jumlah spesies dan total frekuensi perjumpaan burung terbanyak terdapat di pantai timur sebanyak 19 spesies dengan total fekuensi perjumpaan 29.446 individu. Indeks keanekaragaman di pantai barat lebih besar dibandingkan pantai timur (Shannon-Weiner Diversity Index H’ = 1,612 dan 1,913, Evenness E’ = 0,649 dan 0,746, Simpson Diversity Index D’ = 0,280 dan 0,181 serta Spesies richness R’ = 1,559, dan 1,894). Beberapa kondisi lingkungan seperti keberadaan tambak, jalur migrasi, zona intertidal serta site fidelity berkontribusi terhadap keberadaan spesies burung. Secara keseluruhan kondisi hutan mangrove hasil restorasi lebih baik dibandingkan dengan mangrove alami. Hal ini tercerminkan dari keanekaragaman spesies burung di pantai barat lebih tinggi dari pantai timur Aceh. Tsunami dan aktivitas manusia berpengaruh terhadap komposisi spesies burung dimana pada area mangrove yang terkena dampak tsunami didominasi oleh kelompok karnivora, sedangkan wilayah yang terganggu oleh manusia lebih didominasi oleh kelompok wader dan shore bird yang termasuk burung migran.