Murbei putih (Morus alba var. tartarica. L.) merupakan salah satu tanaman yang dibudidayakan masyarakat di sekitar
hutan atau lahan terlantar karena mudah dikultivasi dan beradaptasi terhadap ekosistem lokal. Namun produktivitas
tanaman ini tergolong rendah dengan kualitas buah cenderung inkonsistan sehingga memiliki nilai jual yang rendah.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa salah satu komponen terpenting dalam proses produksi buah dari kelompok
buah majemuk adalah proses penyerbukan dengan bantuan serangga. Informasi mengenai serangga penyerbuk pada
tanaman ini relatif sulit ditemukan sehingga hal ini menjadi dasar dari penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi terkait dengan ekologi polinasi dari tanaman murbei putih. Pada penelitian ini, dilakukan pengamatan
terhadap jenis serangga yang mengunjungi bunga dan efek dari proses penyerbukan dengan membandingkan produksi
buah dari penyerbukan sendiri, terbuka, dan dengan bantuan lebah tidak bersengat lokal yang telah didomestikasi,
Tetragonula laeviceps. Penggunaan polinator dalam proses penyerbukan terhadap kualitas dan kuantitas buah M. alba
L berpengaruh nyata. Guild polinator alami dari M. alba L didominasi oleh ordo Heminoptera. Berdasarkan handling
time yang diamati, didapatkan polinator alami yang sesuai untuk tanaman ini adalah Monobila quandidres Ropalidia
marginata, Vespa affinis, Vespa velutina, Xylocopa aestuans dari ordo Hymenoptera, Lucilia sericata, Sarcophaga
haemorrhoidalis, Simosyrphus grandicornis, dan Clogmia albipunctata dari ordo Diptera. Aplikasi Tetragonula
laeviceps menghasilkan tingkat efisiensi polinasi yang tertinggi 92% (ANOVA, P<0.05) dan buah dengan kadar gula
tertinggi, yaitu 31% (ANOVA, P<0,05). Penyerbuk alami memberikan hasil terbaik pada volume serta massa buah
yaitu sebesar 4.3 ml dan 5.51 gram (Kruskal-Wallis, P<0.05).