digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dimas Febrian Mirzadiningrat
PUBLIC Alice Diniarti

High Definition Surveying merupakan kombinasi dari aplikasi pemindaian laser, fotogrametri, jaring titik kontrol berpresisi tinggi, serta teknologi komputer yang memadai. Metode High Definition Surveying digunakan untuk mendokumentasikan data geometrik dari suatu objek yang dibutuhkan dalam Building Information Modelling (BIM). BIM dapat diaplikasikan pada objek wisata Desa Penglipuran untuk memodelkan, menyimpan dan menyajikan data geometrik serta informasi semantik dari objek wisata Desa Penglipuran. Hal ini dilakukan sebagai suatu usaha untuk menunjang konservasi dari aset objek wisata dan nilai/atribut budaya mengenai aset tersebut. Pengambilan data di lapangan dilakukan menggunakan metode High Definition Surveying dengan area studi Desa Penglipuran. Pengambilan data yang dilakukan meliputi pengukuran koordinat titik kerangka, pengamatan foto udara dan pemindaian menggunakan Terrestrial Laser Scanner (TLS). Output yang dihasilkan dari pengukuran High Definition Surveying tersebut adalah data point clouds beserta koordinat titik kerangkanya. Melalui tahapan pengolahan data berupa registrasi, filtering, georeferencing, pemodelan tiga dimensi dan penambahan informasi semantik, didapatkan model tiga dimensi dan sistem basis data dari objek wisata Desa Penglipuran. Kualitas dari hasil dari pengolahan data point clouds dilihat dari nilai RMSE yang dihasilkan beserta nilai selisih antara koordinat titik hasil pengukuran Electronic Total Station (ETS) terhadap koordinat titik dari data point clouds. Kualitas dari hasil pemodelan dilihat dari nilai selisih antara koordinat titik hasil point clouds terhadap koordinat titik pada model. Data hasil pengamatan dari metode High Definition Surveying yang diaplikasikan pada pengukuran dan pengamatan di Desa Penglipuran dapat digunakan untuk membangun Building Information Model dari objek wisata di Desa Penglipuran dengan hasil Root Mean Square Error (RMSE) registrasi data point clouds sebesar 2-6 mm dan selisih hasil validasi point clouds sebesar 0-7 mm serta selisih hasil validasi model dibawah 60 mm (Low-level tolerance). Kemudian, penambahan informasi semantik dari objek tiga dimensi dapat dilakukan pada basis data Building Information Model dari objek wisata Desa Penglipuran.