Ruang kelas memegang peranan penting dalam proses dan hasil belajar mengajar
karena setiap elemen interior ruangnya berpengaruh pada performa pengguna.
Ruang kelas di ITB merupakan salah satu contoh kasus pemeliharaan kelas yang
kurang baik karena kebutuhan yang berorientasi kepada pengguna (mahasiswa
maupun dosen) cenderung belum dipenuhi. Fenomena ini terjadi karena ITB tidak
melakukan pembaruan yang berkala pada kelasnya. Berdasarkan masalah tersebut,
dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana respon pengguna terhadap
kondisi kelas di ITB saat ini. Hasil dari penelitian adalah dirumuskannya standar
interior ruang kelas baru yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pendekatan
metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Metode
kualitatif dilakukan melalui kegiatan etnografi dengan cara seat-in ke kelas (yang
dipilih menjadi sampel) untuk mengamati kondisi existing ruang kelas dan
pengaruhnya terhadap perilaku pengguna. Sementara, metode kuantitatif dilakukan
dengan menyebar kuesioner untuk mengetahui tanggapan pengguna terkait kondisi
existing ruang kelas di ITB saat ini. Data hasil observasi dikomparasikan dengan
data standar umum dan hasil kuesioner sehingga menghasilkan kesimpulan berupa
standar akhir. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat elemen interior
ruang kelas yang kondisinya sudah buruk dan masih baik. Elemen interior yang
kondisinya buruk adalah perletakkan kursi tanpa jarak ke samping sehingga saling
menempel satu sama lain. Hal tersebut menyulitkan pengguna bergerak dan
menyebabkan kelas sesak. Perletakkan kursi yang terlalu memaksa juga memicu
masalah lain terkait suhu, bising, bau, sampai privasi dan konsentrasi. Setelah
dilakukan standarisasi perletakkan kursi dengan memberikan jarak yaitu 60 cm
(jarak minimum bergerak manusia), diharapkan masalah-masalah lain terkait
perletakkan kursi dapat teratasi. Selain itu, dari penelitian ini didapatkan pula
bahwa kualitas keterjangkauan melihat dan mendengar dalam kelas mayoritas
sangat baik. Kondisi tingkat bising dan pencahayaan dalam kelas sebetulnya masih
belum sesuai dengan standar, namun hal tersebut tidak menyebabkan masalah bagi
pengguna dan tetap mendukung proses belajar mengajar.