Secara tatanan geologi, wilayah Pulau Lombok dipengaruhi struktur geologi yang
dilewati oleh Flores back arc thrust fault (FBT) di utara Lombok, Lombok strait
strike-slip fault (LSF) di barat Lombok, dan Sumbawa strait strike-slip fault (SSF)
di timur Lombok. Implikasi dari tatanan tektonik yang aktif adalah kejadian gempa
seperti yang terjadi pada tanggal 29 Juli hingga 19 Agustus 2018. Rangkaian gempa
tersebut mengakibatkan kerusakan yang cukup signifikan pada beberapa wilayah
Lombok termasuk di Kota Mataram. Pemahaman terkait kerak bagian atas dari
Pulau Lombok diperlukan untuk mempelajari potensi bencana di wilayah ini.
Penelitian ini menggunakan metode ambient seismic noise tomography (ANT)
yang bertujuan untuk mendelineasi struktur kecepatan yang terdapat di kedalaman
dangkal Pulau Lombok. Data yang digunakan pada tesis ini adalah data gelombang
seismik yang terekam oleh 20 stasiun selama 36 hari pengamatan (3 Agustus - 9
September 2018) yang terpasang di Pulau Lombok. 20 stasiun seismik yang
terpasang terdiri dari 16 stasiun temporer berasal dari kerjasama antara ITB,
BMKG, dan EOS-NTU dan 4 stasiun permanen yang merupakan jaringan stasiun
PVMBG. Berdasarkan analisis kurva dispersi dengan frequency-time analysis
(FTAN), terdapat 120 gelombang Rayleigh yang berhasil dipilih untuk peta
kecepatan grup. Penelitian ini menggunakan fast matching surface tomography
(FMST) untuk mendapatkan tomogram kecepatan grup. Untuk menyelesaikan
permasalahan dari model forward dan inversi, FMST memanfaatkan metode fast
marching method (FMM) dan subspace. Profil kecepatan gelombang geser (Vs)
dengan kedalaman diperoleh dengan menginversi kurva dispersi kecepatan grup
menggunakan metode neighborhood algorithm (NA). Hasil tomogram
menunjukkan keberadaan zona anomali rendah disebelah utara Gunung Rinjani
yang diasumsikan berkaitan dengan sedimen yang tidak terkonsolidasi atau
keberadaan dari aktivitas termal dari Gunung Rinjani yang bergerak ke utara yang
mempengaruhi stress FBT ke kondisi brittle. Terdapat pula anomali kecepatan
tinggi di timurlaut Gunung Rinjani yang diperkirakan berasosiasi dengan tubuh
batuan yang masif. Di sebelah timur Pulau Lombok terdapat anomali kecepatan
rendah hingga kedalaman 5 km yang diperkirakan merupakan matriks batuan dan
sedimen yang menebal kearah timur.