digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhamad Khadafi
PUBLIC Alice Diniarti

Simulator satelit merupakan perlengkapan yang dirancang untuk merepresentasikan kondisi nyata satelit. Simulator dibangun dengan perangkat lunak MATLAB/Simulink yang dapat memvisualisasikan orbit dan sikap satelit dalam bentuk 2D dan 3D. Karena satelit beroperasi di luar angkasa, maka pengaruh lingkungan antariksa tidak bisa diabaikan. Medan magnet Bumi dan posisi Matahari, adalah model lingkungan antariksa yang digunakan dalam simulator ini. Untuk satelit yang berada pada LEO (Low Earth Orbit), maka medan magnet Bumi pada satelit sangat kuat dan dapat digunakan untuk menentukan (dengan sensor) dan mengendalikan sikap satelit (dengan aktuator). Dalam simulator ini, model medan magnet Bumi dibuat berdasarkan data dari IGRF-13 (International Geomagnetic Reference Field) yang berlaku hingga tahun 2025 dan diimplementasikan sebagai sensor magnetometer. Bumi memiliki atmosfer yang berfungsi sebagai pelindung untuk keberlangsungan makhluk hidup di planet ini. Tapi konsekuensinya, tidak semua hal dapat dilakukan dengan sempurna dari Bumi karena adanya turbulensi atmosfer, seperti seeing dan scintillation saat melakukan pengamatan bintang. Atmosfer tidak boleh dihilangkan, jadi untuk mengatasi masalah ini, satelit di luar angkasa yang bisa pointing ke bintang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengamatan bintang dengan pengendalian sikap berupa inertial pointing. Untuk mencapai mode pengendalian sikap yang diinginkan (de-tumbling atau inertial pointing) digunakan PID controller dan aktuator. Aktuator yang digunakan adalah magnetorquers (torka pembangkit magnet), berupa kumparan kawat yang dialiri listrik untuk menghasilkan momen dipol magnet yang berinteraksi dengan medan magnet Bumi untuk menghasilkan torsi pada satelit. Untuk propagator orbit, digunakan SGP4 yang gangguan dari lingkungan antariksa terhadap orbit satelit sudah termasuk di dalamnya. Hasil yang diperoleh tugas akhir ini adalah simulator satelit berhasil melakukan pointing ke bintang Betelgeuse dengan akurasi sebesar 1o dan bintang Polaris dengan akurasi sebesar 2o.