digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu faktor penyebab kemacetan di Kota Cimahi adalah penggunaan kendaraan pribadi yang tinggi. Berdasarkan data Samsat tahun 2018, jumlah kendaraan yang ada di Kota Cimahi sebanyak 312.033 unit, sekitar 80 persen adalah sepeda motor. Seiring dengan tingginya penggunaan kendaraan pribadi, saat ini lahan parkir di Kota Cimahi terbatas sehingga parkir kendaraan bermotor dapat berkontribusi menjadi hambatan samping. Berdasarkan Perda Kota Cimahi Nomor 2 Tahun 2018 tentang RPJMD Kota Cimahi Tahun 2017-2022 saat ini rata-rata nilai LoS di Kota Cimahi dengan nilai D, nilai ini merupakan nilai sebagian besar jalan arteri yang disebabkan oleh ketidaktertiban parkir di badan jalan. Selain itu minimnya sarana prasarana angkutan umum menyebabkan pengguna kendaraan pribadi menjadi pilihan mutlak, dimana saat ini memiliki tiga trayek yang saat ini beroperasi, dan sebagian besar melewati kawasan perdagangan yang ada di Kota Cimahi. Dalam penanganan masalah tersebut perlu adanya analisis pemilihan moda dengan melakukan respon terhadap tarif angkutan umum melalui perangkat kuesioner stated preference, sehingga dapat dihasilkan respon pilihan respon yang efektif untuk mengurangi penggunaan parkir pada serta memaksimalkan fungsi angkutan umum. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif melalui analisis spasial, analisis statistik deksriptif, dan analisis regresi logit biner. Berdasarkan hasil perhitungan beberapa model, respon yang terpilih adalah respon beralih menggunakan angkutan umum, memiliki nilai Nagelkerke R Square sebesar 41,1%, dengan tujuh variabel yang mempunyai pengaruh parsial yang signifikan. Dengan persamaan model yaitu ln (1?????????) = 0,595 ? 0,001 ? (????2) ? 0,654 ? (????4) ? 0,518 ? (????5) + 0,705 ? (????7) + 0,631 ? (????9) + 1,161 ? (????11) + 0,814 ? (????13). Dimana dalam persamaan model ini diketahui bahwa variabel X11 (ketersediaan parkir) memiliki sensitivitas yang paling besar diantara variabel lainnya, yakni sebesar 1,161 dengan koefesien positif, dan variabel X13 (keamanan) memiliki sensitivitas terbesar kedua dengan nilai 0,814 dengan koefesien positif. Nilai probabilitas pengguna angkutan umum dengan tarif yang ada pada pilihan respon stated preference sebesar Rp. 2000 akan menghasilkan 55,65% peluang pindah moda angkutan umum. Berdasarkan hasil model tersebut, diketahui variabel ketersediaan parkir memiliki koefesien terbesar maka dapat disusun strategi pengelolaan parkir dan penanganan angkutan umum melalui strategi umum dan strategi langsung.