digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Anita Yuwita
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Anita Yuwita
PUBLIC Latifa Noor

COVER Anita Yuwita
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Anita Yuwita
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Anita Yuwita
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Anita Yuwita
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Anita Yuwita
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Anita Yuwita
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

Sekitar 50-100 juta infeksi Demam Berdarah Dengue (DBD) kini diperkirakan terjadi setiap tahun di lebih dari 100 negara endemik. Periode Januari - Oktober tahun 2019, tercatat 110.921 kasus DBD terjadi di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang dikategorikan memiliki tingkat kasus DBD yang sangat tinggi sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengontrol infeksi virus dengue dengan cara mendeteksi secara dini adanya infeksi dengue dan diikuti dengan penanganan yang tepat. Salah satu metode diagnostik laboratorium yang spesifik, sensitif, aman, dan murah adalah kit diagnostik yang dapat mendeteksi keberadaan antibodi dengue (IgM dan IgG). Salah satu komponen yang sangat penting dalam pembuatan kit diagnostik ini adalah konjugat nanopartikel emas dengan protein. Nanopartikel emas berukuran sekitar 40 nm yang berwarna merah berfungsi sebagai agen pemberi warna sehingga hasil positif dapat dimonitor sebagai garis berwarna merah keunguan pada membran kit. Konjugat emas ini dibuat dengan mengkonjugasikan nanopartikel emas dengan protein yang berperan mengenali antibodi IgM atau IgG pada serum pasien. Protein rekombinan NS1 dan EDIII dipilih karena memiliki sifat antigenik yang cukup tinggi. Konjugat emas DENV diperoleh dari hasil konjugasi 2 ?g protein NS1 dan EDIII per ml koloid emas. Karakterisasi konjugat emas menggunakan spektrofotometer UV-VIS menunjukan adanyanya pergeseran panjang gelombang maksimum dari 525 nm menjadi sekitar 530 nm akibat konjugasi, yang mengindikasikan terbentuknya kompleks dengan nanopartikel emas. Berdasarkan pengukuran diameter/ukuran partikel menggunakan Dynamic Light Scateering (DLS), terdapat penambahan ukuran nanopartikel emas dari 43 nm menjadi 79 nm untuk konjugat emas-NS1 dan 68 nm untuk konjugat emas-EDIII. Selain itu, karakterisasi dengan metode Dot Blot menunjukkan kemampuan konjugat emas dalam mengenali serum pasien positif Dengue.h