digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Rilis Eka Perkasa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Rilis Eka Perkasa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Rilis Eka Perkasa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Rilis Eka Perkasa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Rilis Eka Perkasa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Rilis Eka Perkasa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 6 Rilis Eka Perkasa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 7 Rilis Eka Perkasa
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Rilis Eka Perkasa
PUBLIC Alice Diniarti

Proses pengerolan dingin adalah metode pembentukan logam di mana ketebalan suatu benda kerja logam dikurangi dengan memberikan gaya melalui satu set rol dan dilakukan di bawah temperatur rekristalisasi logam. Tidak seperti pengerolan panas, produk pengerolan dingin memiliki kekuatan dan kekerasan yang tinggi, dan juga munculnya anisotropi sifat mekanik akibat perubahan bentuk butir dan terbentuknya orientasi dominan setelah terjadinya deformasi plastis. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari anisotropi sifat mekanik baja St-37 pada laju regangan tinggi. Pengujian dilakukan pada kondisi quasi-statik dan menggunakan Split Hopkinson Pressure Bar (SHPB) pada laju regangan 1200 dan 2000 s-1. Spesimen dibuat dari pelat St-37 yang tidak dirol dan dirol dingin (dengan reduksi 33%). Spesimen dibuat dengan orientasi 00, 450, dan 900 dari arah pengerolannya. Model material Simplified Johnson-Cook dari tiga arah tersebut disusun berdasarkan hasil pengujian. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa anisotropi tegangan luluh lebih terlihat pada spesimen yang dirol, di mana spesimen dengan arah 900 dari arah pengerolan selalu memiliki tegangan luluh tertinggi. Didapati pula bahwa pesimen yang dirol memiliki sensitivitas yang rendah terhadap laju regangan. Hasil pemodelan numerik dengan metode elemen hingga pada spesimen yang tidak dirol memperlihatkan kesesuaian dengan hasil eksperimen, sedangkan pada spesimen yang dirol dijumpai ketidaksesuaian pada faktor strain hardening.