COVER Sany Indra Putra
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Sany Indra Putra
PUBLIC Alice Diniarti
BAB 2 Sany Indra Putra
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 3 Sany Indra Putra
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 4 Sany Indra Putra
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
Terbatas Alice Diniarti
» ITB
BAB 5 Sany Indra Putra
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Sany Indra Putra
PUBLIC Alice Diniarti
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia melepas aerosol dan partikulat dari
gambut yang terbakar ke atmosfer dalam jumlah besar pada musim kering setiap tahunnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN) pada tahun 2015 mencatat bahwa Riau
merupakan provinsi yang mengalami kebakaran hutan yang signifikan sekitar 2643 Ha.
Disamping itu, pengetahuan mengenai peran aerosol dan pengaruhnya terhadap cuaca dan
iklim masih sangat rendah. Sehingga, menjadi sangat penting untuk memahami interaksi
aerosol terhadap lingkungan, terutama dalam proses pembentukan awan. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami pengaruh aerosol dari kebakaran hutan yang mempengaruhi
lingkungan dan secara hipotesis menghambat pembentukan awan melalui proses radiative
forcing dan mikrofisika. Dalam penelitian ini digunakan versi kimia model prediksi cuaca
numerik Weather Research Forecast (WRF/Chem) untuk memodelkan dispersi areosol di
atmosfer. Menggunakan Preprosesor kimia PREP-CHEM-SOURCES untuk menghasilkan
emisi dari pembakaran biomassa sebagai data input model numerik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi kebakaran hutan memberikan feedback
negatif terhadap presipitasi. Citra satelit menunjukkan MTSAT menunjukkan
banyaknya terbentuk awan berukuran kecil yang tidak menghasilkan hujan di atas
wilayah kebakaran. Hal ini sesuai dengan hasil keluaran model yang menunjukkan
bahwa aerosol mempunyai pengaruh negatif terhadap tutupan awan.