digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bima Saddha Prabawa
PUBLIC Resti Andriani

Terowongan bawah tanah merupakan bagian vital dalam perencanaan tambang bawah tanah. Desain terowongan berpengaruh besar pada tahap perancangan dan pembiayaan yang menentukan apakah proyek tambang bawah tanah dapat dijalankan. Selain industri pertambangan, proyek-proyek sipil seperti terowongan untuk jalan raya memiliki masalah dan batasan yang serupa. Salah satu bagian rancangan terowongan yang perlu didalami lebih lanjut adalah mengenai radius runtuhan atap terowongan. Acuan desain saat ini dapat menggunakan metode analitik atau numerik. Tujuan penelitian ini adalah menggariskan hubungan parameter fisik batuan dengan radius runtuh atap terowongan menggunakan metode numerik dan membandingkan hasil metode numerik dengan hasil analitik Penelitian akan menggunakan nilai RMR untuk mendapatkan beberapa parameter seperti modulus elastisitas (E), kohesi (c), dan sudut gesek dalam (?). Parameter tersebut digunakan untuk numerik dan analitik. Selanjutnya model terowongan lingkaran dibuat menggunakan Phase2 dengan kriteria radial mesh dengan jari-jari 1 meter, batas luar jari-jari 21 meter, dan 3200 elemen quadrilateral-4-noda. Model dibebankan tegangan seragam 10 MPa degan asumsi jauh dari permukaan. Hasil penelitian menunjukkan perilaku tegangan tangensial dan radial kedua metode tidak menunjukkan perbedaan signifikan pada RMR 50, 70, dan 90 sedangkan RMR 10 dan 30 menghasilkan nilai yang berbeda. Radius runtuh juga memperlihatkan tren serupa: RMR 50-70-90 menghasilkan nilai yang mendekati satu sama lain sedangkan RMR 10-30 jauh.