digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Flotasi adalah pemisahan mineral dengan memanfaatkan perbedaan sifat permukaannya. Dalam perkembangannya, flotasi banyak digunakan pada industri pengolahan mineral. Proses flotasi dapat dilakukan dengan bantuan reagen kimia untuk meningkatkan kemampuan mineral untuk dapat dipisahkan. Merebaknya isu lingkungan menyebabkan penggunaan reagen kimia saat ini sudah dibatasi penggunaannya. Oleh karena itu, diperlukan metode pengolahan yang ramah lingkungan dan murah sebagai alternatif pengganti reagen kimia dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai bioreagen. Proses bioflotasi menggunakan bakteri mixotrof saat ini telah dipelajari dan dikembangkan secara luas, namun untuk pengaplikasian pada bijih emas sulfida masih sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel pH, persen inokulum bakteri, adaptasi bakteri, dan jenis bakteri pada bioflotasi emas sulfida. Dalam penelitian ini, diawali dengan melakukan pemilihan bakteri dan media tumbuh yang sesuai untuk proses bioflotasi. Pengujian nilai emulsifying index (%EI) juga dilakukan untuk menunjukkan bakteri sebagai penghasil biosurfaktan yang memberikan pengaruh terhadap penurunan tegangan permukaan yang mempengaruhi pengapungan maupun pengendapan mineral pirit maupun bijih emas sulfida. Percobaan dilakukan dengan menggunakan 13 (tiga belas) bakteri yang dimulai dari kurva tumbuh hingga percobaan mikroflotasi. Kandungan mineral pada bijih emas sulfida dianalisis menggunakan Xray diffraction (XRD) dan X-ray fluorescence (XRF). Dilakukan juga analisis scanning electron microscopy-energy dispersive spectroscopy (SEM-EDS) untuk mengetahui partikel emas yang terinklusi di dalam mineral pirit, sedangkan pengujian nilai kadar emas menggunakan ICP-OES (Inductively coupled plasma-optical emission spectrometry). Dua strain bakteri yang digunakan dalam percobaan mikroflotasi yaitu Bacillus altitudinis strain SKC/S-8 dan Citrobacter freundii SKC/S-4 dimana kedua kultur murni bakteri ini dibandingkan juga dengan kultur yang diadaptasikan dengan pirit dan bijih emas sulfida. Variabel lain yang dianalisis adalah pengaruh pH dan % inokulum bakteri terhadap kadar dan rekoveri Au dalam endapan (sink). Masing-masing variasi percobaan dianalisis kadar dan rekoverinya untuk memperoleh kondisi optimum. Hasil interaksi bakteri Paenibacillus pasadenensis strain SKC/S-3, Bacillus altitudinis strain SKC/S-8 dan Citrobacter freundii strain SKC/S-4 dengan mineral pirit berpengaruh terhadap kenaikan nilai sudut kontak pirit. Hasil yang bertolak belakang ditunjukkan oleh bakteri yang telah diadaptasikan dengan mineral pirit ketika proses inkubasi dimana Paenibacillus pasadenensis strain SKC/S-3 dan Bacillus altitudinis strain SKC/S-8 menyebabkan penurunan sudut kontak yang cukup signifikan dan Citrobacter freundii strain SKC/S-4 menyebabkan kenaikan sudut kontak. Percobaan mikroflotasi bijih emas sulfida dengan berbagai variasi memberikan pegaruh yang berbeda-beda. Kecenderungan bakteri bekerja pada pH asam menghasilkan kinerja yang optimum terhadap kadar maupun rekoveri dan demikian juga dengan konsentrasi sel bakteri (% inokulum). Variasi adaptasi bakteri dengan mineral pirit dan bijih tidak terlalu mempengaruhi kenaikan kadar secara signifikan. Pada percobaan ini diperoleh rekoveri tertinggi yaitu dengan menggunakan bakteri Citrobacter freundii strain SKC/S-4 sebesar 93% dengan enrichment ratio (ER) yang diperoleh hanya 1,073. Peningkatan kadar terbaik yaitu menggunakan bakteri Bacillus altitudinis strain SKC/S-8 dengan ER hampir dua kali kadar awal yaitu sebesar 1,82 pada pH 3, dengan kultur murni dan konsentrasi bakteri 10%.