Siput Achatina fulica merupakan salah satu siput yang dipelajari secara luas karena
nilainya yang ekonomis, mudah dicari, dan sudah dieksplorasi dalam bidang
kesehatan. Komponen utama lendir siput terdiri dari alantoin, asam glikolat,
kolagen, dan elastin. Kolagen dan elastin merupakan protein terpenting dalam
proses pencegahan penuaan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
dan mengkarakterisasi protein yang terdapat pada lendir siput Achatina fulica
sebagai kandidat protein untuk memperlambat proses penuaan kulit. Lendir siput
diambil secara langsung dengan pemberian stimulasi penekanan pada tubuh siput.
Protein dalam lendir siput dikarakterisasi dengan SDS PAGE dan pewarnaan lendir
(Sirius Red/Fast Green dan Verhoeff-Van Gieson). Protein dalam lendir siput
dikuantifikasi dengan metode Lowry. Pengujian lendir siput dilakukan secara in
vitro dengan kemampuan inhibisi enzim kolagenase dan elastase. Sedangkan untuk
uji kemampuan penuaan kulit secara in vivo, digunakan hewan coba tikus Wistar
jantan yang disinari dengan lampu UV B untuk menginduksi terjadinya kerusakan
pada kulit. Berdasarkan hasil SDS PAGE diketahui 7 jenis protein berukuran
184,95; 74,69; 65,54; 51,08; 38,12, 17,31 dan 15,86 kDa pada lendir siput.
Konsentrasi protein total pada lendir siput yaitu 127,94 µg/mL. Hasil pewarnaan
lendir siput menggunakan Sirius Red/Fast Green menunjukkan lendir siput
mengandung kolagen, sedangkan pada pewarnaan Verhoeff-Van Gieson
menunjukkan kandungan elastin pada lendir tersebut. Pada uji kemampuan inhibisi
enzim kolagenase diketahui bahwa lendir siput mempunyai daya hambat enzim
kolagenase sebesar 78,63%, sedangkan pada elastase sebesar 70,34%. Hasil uji
elastisatas kulit, skor kerutan, dan pengamatan mikroskopik menunjukkan lendir
siput mampu mengembalikan tekstur kulit yang rusak akibat radiasi sinar UV B.