digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Afrida Restu Suryani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Afrida Restu Suryani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Afrida Restu Suryani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Afrida Restu Suryani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Afrida Restu Suryani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Afrida Restu Suryani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

DAFTAR Afrida Restu Suryani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

2020 TA PP AFRIDA RESTU SURYANI_LAMPIRAN.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

2020 TA PP AFRIDA RESTU SURYANI_JURNAL.pdf?
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Danau Toba diajukan menjadi salah satu dari obyek wisata super prioritas yang pembangunannya dipercepat. Danau Toba yang merupakan danau kaldera terbesar di dunia, merupakan geopark nasional yang di dalamnya terdapat kekayaan peninggalan dunia dan budaya yang perlu diberikan tindakan konservasi. Potensi yang tersedia di kawasan sekitar danau menjadi ketertarikan masyarakat dan pemerintah untuk memanfaatkannya sebagai salah satu sumber pendapatan. Banyak lokasi yang kemudian dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata, salah satunya ialah Pantai Lumban Bul-bul. Permintaan akan ruang dengan meningkatnya kegiatan pariwisata mulai dari bertambahnya jumlah kunjungan serta kebutuhan fasilitas untuk mendukung kegiatan tersebut menjadi perhatian dalam penelitian ini. Fenomena perkembangan kegiatan pariwisata dengan menjadikannya wisata berkelas dunia berbenturan terhadap karakteristik wilayah sebagai kawasan lindung. Kekhawatiran dalam pengembangan yang tidak berencana dan sporadis, akan berakibat pada penurunan nilai lahan dan potensi wisata yang masih alami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan dalam pengembangan pariwisata terhadap perubahan pemanfaatan lahan di Pantai Lumban Bul-bul. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan data sekunder. Dengan data yang terkumpul dilakukan analisis deskriptif kualititatif, analisis konten dan analisis spasial untuk menjelaskan masing-masing sasaran. Melalui teori TALC, teridentifikasi bahwa kondisi obyek wisata sudah melalui tahap kedua yaitu tahap keterlibatan dan idealnya memasuki tahap ketiga yaitu tahap pengembangan. Namun, pengadaan serta kondisi dari komponen pariwisata belum maksimal. Pengelolaan kegiatan wisata dengan pendekatan nilai ekowisata juga belum terlaksana secara optimal. Di sisi lain, beberapa penggunaan lahan di Desa Lumban Bulbul sudah beralih dari non-terbangun menjadi terbangun serta pemanfaatan lahan yang berubah menjadi fungsi campuran yaitu perumahan dan perdagangan/jasa setelah adanya pengembangan obyek wisata. Dengan teridentifikasinya proses-proses tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan kegiatan wisata melalui pengelolaan ekowisata memberi dampak terhadap berubahnya pemanfaatan lahan.