digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gita Amalya Chairinida
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas pertanian ekspor terbesar ketiga di Indonesia dan Indonesia merupakan pengekspor Kakao ketiga terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Pada tahun 2019, Indonesia mengekspor 596,477 ton biji kakao. Provinsi Jawa Barat merupakan daerah produsen kakao dan Kabupaten Sumedang merupakan pusat produksi Kakao di Jawa Barat. Diperkirakan permintaan kakao yang meningkat hingga 7,3% pertahun dari tahun 2019 hingga 2025. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan kakao yang tinggi harus diikuti dengan produksi kakao yang tinggi pula. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan kualitas dan kuantitas terhadap hasil kakao, salah satunya dengan pemakaian pupuk hayati. Pupuk hayati atau bio-fertilizer merupakan produk efektif dan aman untuk digunakan pada lingkungan dan pada bio-fertilzer lazim digunakan rhizobakteri sebagai bahan bakunya. Rhizobakteri merupakan kelompok bakteri yang hidup di daerah rhizosfer atau daerah perakaran tanah dan jenis rhizobakteri yang dapat membantu sebagai pemacu pertumbuhan tanaman dinamakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Tujuan penelitian ini adalah membandingkan keragaman rhizobakteri indigen dari rhizosfer pohon Kakao varietas Forastero dan Trinitario di perkebunan Desa Seklok, Kabupaten Sumedang dan melihat potensinya menjadi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) untuk memacu pertumbuhan tanaman. Mikroba rhizosfer diisolasi dan dihitung kelimpahannya dengan medium Nutrient Agar (NA) dan kemudian dilihat kemampuan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dengan uji IAA (Indole Acetic Acid), uji pelarut fosfat, dan uji fiksasi nitrogen. Isolat paling berpotensi diidentifikasi spesiesnya dengan metode MALDI-TOF MS. Dari hasil penelitian didapatkan 20 isolat rhizobaktei dari tanah rhizosfer pohon kakao Forastero (IR) dan 17 isolat rhizobakteri dari tanah rhizosfer pohon kakao Trinitario (HB), berdasarkan Indeks Kesamaan Sorensen sebesar 0,162 rhizobakteri antara kedua habitat mempunyai kesamaan jenis yang sedang, dan isolat rhizobakteri yang mempunyai kemampuan mengubah triptofan menjadi IAA adalah isolat IR.1B, IR.2, IR.8, HB.13. HB.14, dan HB.18; bakteri yang mampu melarutkan fosfat adalah isolat IR.5, IR.7, IR.14, IR.17, HB.2, HB.3, HB.14, dan HB.17; dan bakteri yang memfiksasi nitrogen menjadi ammonia adalah isolat IR.1B, IR.5, HB.4, dan HB.14. Dari ketiga uji tersebut didapatkan bahwa isolate HB.14 dan teridentifiasi sebagai Bacillus megaterium merupakan isolat paling berpotensi menjadi PGPR karena menghasilkan hasil positif pada ketiga uji screening PGPR.