digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Genialita Fadhilla
PUBLIC yana mulyana

COVER Genialita Fadhilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Genialita Fadhilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Genialita Fadhilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Genialita Fadhilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Genialita Fadhilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Genialita Fadhilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 6 Genialita Fadhilla
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Genialita Fadhilla
PUBLIC yana mulyana

Konseling merupakan bentuk pelayanan farmasi klinis guna menunjang penggunaan obat rasional dengan hasil terapi optimal. Idealnya, semua pasien diberikan konseling, namun jika tidak memungkinkan, konseling hanya diprioritaskan untuk pasien kondisi tertentu, salah satunya penyakit kronis yaitu hipertensi. Saat ini, pemerintah telah mengadakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) untuk peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang terdiagnosis hipertensi. Salah satu kegiatannya yaitu konseling. Namun, masih ada pasien peserta JKN yang tidak mau menjadi anggota Prolanis sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan Prolanis. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui dan membandingkan pengetahuan penyakit dan obat, kepatuhan konsumsi obat, kualitas hidup, gaya hidup, dan pola makan pada pasien yang diberikan konseling (Prolanis) dan tidak diberikan konseling (non Prolanis), serta menilai hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan, kepatuhan dengan kualitas hidup dan tekanan darah. Pasien dibagi dalam kelompok yang diberikan konseling (Prolanis) dan tidak diberikan konseling (non Prolanis). Responden pasien di setiap kelompok diwawancara mengenai pengetahuan penyakit dan obat, kepatuhan konsumsi obat, kualitas hidup, gaya hidup dan pola makan. Tekanan darah diukur setiap bulan saat wawancara. Pasien Prolanis dan non Prolanis umumnya sudah memiliki pengetahuan penyakit (97,30%; 81,08%), pengetahuan obat (72,97%; 54,05%), dan gaya hidup (70,27%; 67,57%) yang baik; kualitas hidup pada aspek kesehatan fisik (56,76%; 59,46%), psikologis (62,16%; 62,16%), hubungan sosial (75,68%; 78,38%), lingkungan (75,68%; 67,57%) yang cukup. Pasien Prolanis sudah memiliki kepatuhan konsumsi obat (83,78%) yang baik, namun pasien non Prolanis kepatuhan konsumsi obatnya masih rendah (48,65%). Terdapat perbedaan pengaruh konseling pada pengetahuan penyakit, pengetahuan obat, dan kepatuhan konsumsi obat (p>0,05). Hubungan pengetahuan penyakit dan obat dengan kepatuhan konsumsi obat (r=-0,083; 0,159), kepatuhan konsumsi obat dengan kualitas hidup (r=-0,019; 0,144; -0,079; 0,023) dan tekanan darah pasien (r=0,032; 0,014) sangat lemah dan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan diantara keduanya (p>0,05).