digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020 TA 13115048 Miqdad.pdf]
Terbatas D. Budina
» ITB

Jumlah penderita disabilitas akibat cedera tulang belakang di Indonesia semakin bertambah setiap tahun. Penambahan penderita disabilitas tidak diikuti dengan perkembangan alat bantu beraktivitas aktif. Alat bantu yang banyak tersedia di pasaran adalah alat bantu terapi sederhana yang masih belum memenuhi kebutuhan. Alat bantu yang bersifat aktif masih memiliki harga yang terlalu mahal untuk kebanyakan masyarakat Indonesia. Tim riset Biomekanika FTMD ITB telah mengembangkan alat bantu aktif yang dapat digunakan untuk gerakan duduk ke berdiri. Namun alat yang sudah dikembangkan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu dalam tugas sarjana ini perancangan dan pembuatan eksoskeleton yang bersifat aktif dengan biaya rendah dilakukan. Pengerjaan dimulai dari perancangan eksoskeleton. Perancangan dimulai dari penentuan prasyarat dan sasaran perancangan, dan evaluasi desain sebelumnya. Hasil evaluasi ini menjadi dasar dalam penentuan alternatif desain dan pendetailan desain. Simulasi desain dilakukan untuk memastikan kekuatan struktur dan berfungsinya mekanisme. Setelah proses perancangan selesai, gambar mesin dari alat disusun agar produksi bisa dimulai. Produksi alat terdiri dari fabrikasi dan perakitan. Eksoskeleton yang sudah dibuat kemudian diuji dengan pengujian tanpa naracoba dan pengujian dengan naracoba. Eksoskeleton digunakan untuk mengangkat naracoba dari posisi duduk ke posisi berdiri. Hasil yang diperoleh adalah alat yang dapat digunakan oleh naracoba dengan rentang tinggi 150 – 184 sentimeter dan berat maksimal 85 kilogram. Biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi eksoskeleton ini berada di bawah batas 75 juta rupiah. Tampilan akhir alat menunjukkan alat bantu ini bersifat portabel dan dapat dibongkar pasang.