Tulang belakang sebagai bagian tubuh dari manusia mempunyai peranan penting
dalam menyediakan komponen penyangga tubuh, pendukung gerak, dan penyerap getaran.
Salah satu penyakit yang sering menimpa tulang belakang adalah nyeri punggung bawah.75
persen nyeri punggung bawah disebabkan oleh aspek statis yang disebabkan oleh
hyperlordotic pada bagian lumbar.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa gerakan salat dapat dijadikan
sebagai latihan terapi nyeri punggung bawah. Gerakan latihan rehabilitasi nyeri punggung
bawah statis dapat dilakukan dengan memiringkan panggul untuk mengurangi kurva
hyperlordotic pada bagian lumbar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meregangkan tulang
belakang dan menurunkan sudut lumbosacral. Untuk itu, parameter yang akan dicari dari
penelitian ini adalah sudut lumbosacral, kurvatur tulang belakang serta hubungannya dengan
tinggi badan dan BMI.
Penelitian ini menggunakan sistem optoelektronik yang telah dikembangkan tim
Riset Biomekanika ITB untuk mendapatkan data posisi penanda tulang belakang saat
gerakan salat. Sistem optoelektronik yang dipakai menggunakan 2 kamera aksi, 11 penanda
yang terletak pada tulang belakang dan anggota badan lain. Gerakan salat yang ditinjau
dibatasi pada posisi bersedekap, ruku, dan sujud. Subjek yang diambil terdiri dari 11 pria.
Data yang didapat menunjukkan bahwa pada gerakan salat terjadi elongasi tulang
belakang dan penurunan sudut lumbosacral. Perubahan posisi dari bersedekap, ruku, dan
sujud berpengaruh secara positif terhadap elongasi tulang belakang dan negatif terhadap
sudut lumbosacral. Tinggi badan memengaruhi panjang tulang belakang secara positif. Dari
data yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa gerakan salat dapat mengurangi kurva
hyperlordotic pada lumbar, sehingga dapat dijadikan sebagai referensi gerakan latihan terapi
nyeri punggung bawah.