digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Harish Hashuro Maulalmulki
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Harish Hashuro Maulalmulki
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Harish Hashuro Maulalmulki
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Harish Hashuro Maulalmulki
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Harish Hashuro Maulalmulki
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Harish Hashuro Maulalmulki
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Harish Hashuro Maulalmulki
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Harish Hashuro Maulalmulki
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian mengenai studi profil kecepatan arus masih sangat jarang dilakukan khususnya untuk profil horizontal. Secara teori, kecepatan arus pada aliran bagian tengah akan lebih besar dibandingkan dengan bagian dekat dinding sungai akibat adanya gesekan, sehingga profil horizontal kecepatan arus akan membentuk suatu kurva parabolik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat kecocokan antara teori dengan keadaan sebenarnya menggunakan data pengukuran arus di Sungai Berau. Penelitian dilakukan dengan cara mengestimasi kurva profil horizontal kecepatan arus sungai secara analitik menggunakan persamaan parabolik dasar yang kemudian disebut sebagai metode parabolik. Lokasi penelitian merupakan daerah yang masih dipengaruhi oleh pasang surut sehingga profil horizontal dilihat dengan memperhatikan dinamika pasang surut yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan arus sungai bergerak hulu-muara akibat adanya pengaruh arus pasang surut, dengan kecepatan arus sungai menuju muara lebih besar dan dengan jangka waktu yang lebih lama akibat adanya debit sungai yang bergerak menuju muara. Kualitas metode parabolik yang dipakai ditentukan dengan melihat nilai kecocokan, koefisien korelasi (R), dan panjang profil horizontal yang mampu didekati oleh persamaan (h). Hasil penelitian menunjukkan kecocokan rata-rata sebesar 89%, yang terdiri dari 91% saat surut dan 87% saat pasang. Kecocokan menunjukkan nilai yang lebih baik ketika surut dibandingkan pasang dan ketika purnama dibandingkan perbani akibat pengaruh besar gaya tarik bulan-bumi terhadap bentuk profil horizontalnya.