digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC karya

Kulit merupakan sistem integumen tubuh yang berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya dari lingkungan eksternal. Adanya interaksi antara kulit sebagai organ terluar tubuh manusia dengan faktor-faktor eksogen menyebabkan rentannya kulit terserang penyakit, salah satunya adalah kanker kulit. Kanker kulit jenis melanoma merupakan jenis kanker kulit berbahaya yang paling sedikit ditemukan namun menjadi penyebab kematian terbanyak. Kanker kulit jenis ini lebih banyak ditemukan pada etnik kulit putih (1 dari 38) daripada etnik kulit hitam (1 dari 1000), biasa ditemukan pada laki-laki namun lebih banyak ditemukan pada wanita dengan usia 50 tahun ke atas. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2018, melanoma berada pada peringkat ke-25 penyakit penyebab kematian di Indonesia. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk diagnosa melanoma adalah metode ABCD. Klasifikasi kanker kulit dapat dilakukan dengan menghitung nilai TDS (Total Dermatoscopy Score) sesuai dengan nilai A, B, C, dan D yang didapatkan. Segmentasi dari sistem usulan memiliki nilai JSI antara 0,248% hingga 92,446% dengan rata-rata 51,498% dan standar deviasi 19,302%. Klasifikasi kanker kulit dengan menggunakan nilai TDS memiliki akurasi tertinggi 74,49% dengan presisi 42,86% dan recall 74,76%. Bobot setiap fitur dari A, B, C, dan D berbanding lurus dengan pengaruh fitur tersebut dalam diagnosa kanker kulit melanoma. Semakin besar bobot yang diberikan, maka semakin besar pengaruh fitur tersebut dalam diagnosa melanoma.