digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dian Ayu Eka Pitaloka
PUBLIC yana mulyana

COVER Dian Ayu Eka Pitaloka
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Dian Ayu Eka Pitaloka
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Dian Ayu Eka Pitaloka
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Dian Ayu Eka Pitaloka
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Dian Ayu Eka Pitaloka
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Dian Ayu Eka Pitaloka
PUBLIC yana mulyana

BAB 6 Dian Ayu Eka Pitaloka
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Dian Ayu Eka Pitaloka
PUBLIC yana mulyana

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi terbesar kedua setelah HIV yang diakibatkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Mtb). Akhir-akhir ini penanganan penyakit TB menjadi semakin sulit karena adanya fenomena Multi Drug Resistant (MDR) sehingga diperlukan suatu pengembangan agen antituberkulosis baru yang efektif yang salah satunya dapat berasal dari bahan alam. Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) v. Steenis) diketahui memiliki aktivitas antimikroba pada berbagai macam bakteri seperti Escherchia coli, B. cereus, B.subtilis, dan Methicillin-Susceptible Staphylococcus aureus dengan nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) dibawah 300 µg/mL. Berdasarkan latar belakang tersebut, daun binahong berpotensi untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut sebagai antimikobakteria. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antimikobakteria ekstrak daun binahong terhadap pertumbuhan Mtb secara tunggal dan kombinasi dengan obat antituberkulosis (OAT) standar. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode ekstraksi bertingkat dengan tingkat kepolaran yang menaik. Uji antituberkulosis dilakukan pada tiga galur Mtb yaitu galur sensitif H37Rv, galur resisten streptomisin-rifampisin, dan galur resisten isoniazid-etambutol menggunakan uji kepekaan pada media Lowenstein Jensen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana daun binahong dapat menghambat pertumbuhan Mtb lebih besar dibanding ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol 96%. Hal ini terlihat pada nilai KHM ekstrak tersebut yang lebih rendah dibanding ekstrak lainnya yaitu 500 µg/mL untuk galur sensitif H37Rv dan galur resisten rifampisin-streptomisin serta 250 µg/mL untuk galur resisten isoniazid-etambutol. Hasil kombinasi dari ekstrak n-heksana juga menunjukkan efek sinergis ketika dikombinasi dengan rifampisin, isoniazid, etambutol, streptomisin atau ketika dikombinasi bersamaan dengan keempat OAT tersebut. Hasil kromatografi lapis tipis dari ekstrak n-heksana memperlihatkan adanya senyawa asam ursolat dan asam oleanolat dengan nilai Rf masing-masing 0,59 dan 0,70 menggunakan fase gerak toluena, etil asetat, dan asam format (30:15:1 v/v/v)