Oksigen merupakan salah satu parameter penting dalam penentuan kualitas perairan
budidaya perikanan. Permasalahan yang sering terjadi pada perairan budidaya adalah
meningkatnya kandungan amonia. Amonia dapat terurai oleh peran dari bakteri pengurai
yang terdapat pada sistem bioflok dan pasokan oksigen terlarut yang dihasilkan dari proses
aerasi, sehingga diharapkan kandungan oksigen terlarut akan melimpah. Pada penelitian
tugas sarjana ini, aerasi dilakukan dengan injektor jenis venturi serta memiliki tujuan untuk
menentukan pengaruh dari variasi debit air dan udara terhadap nilai oksigen terlarut dan
perbandingan nilai oksigen terlarut yang dihasilkan injektor jenis venturi terhadap aerator
jenis pompa udara.
Penelitian dilakukan dengan cara memberikan variasi debit air dan debit udara pada
injektor jenis venturi. Kondisi debit udara yang masuk ke dalam venturi divariasikan pada
nilai debit udara sebesar 0, 2, dan 4 lpm sementara kondisi debit air yang masuk ke dalam
venturi divariasikan pada nilai debit air sebesar 6,54; 8,12; dan 10,86 lpm. Kecepatan
peningkatan oksigen terlarut untuk tiap kondisi pengujian diukur menggunakan DO meter.
Pengamatan hasil gelembung dilakukan dengan kamera DSLR. Hasil gambar kemudian
diolah menggunakan perangkat lunak ImageJ untuk menentukan jumlah gelembung yang
dihasilkan oleh injektor jenis venturi.
Hasil yang diperoleh dari pengujian ini adalah kecepatan peningkatan oksigen ke
dalam air paling tinggi terjadi pada debit air dan debit udara bernilai masing-masing 10,86
lpm dan 4 lpm. Hasil pengolahan dokumentasi gelembung menunjukkan bahwa semakin
tinggi debit udara akan diikuti dengan jumlah gelembung yang makin tinggi. Kesimpulan
yang dapat diperoleh adalah kecepatan peningkatan nilai oksigen terlarut cenderung
meningkat ketika debit air dan debit udara juga meningkat.